Penulis : Susti Mediana
SRI (System Of Rice Intensification) merupakan salah satu pendekatan dalam praktek budidaya padi yang menekankan pada manajemen pengelolaan tanah, tanaman dan air melalui pemberdayaan kelompok dan kearifan lokal yang berbasis pada kegiatan ramah lingkungan. Hal ini akan sangat mendukung terhadap pemulihan kesehatan tanah dan kesehatan pengguna produknya. Gagasan SRI pada mulanya dikembangkan di Madagaskar antara tahun 1983-1984. Pertanian organik pada prinsipnya menitik beratkan prinsip daur ulang hara melalui panen dengan cara mengembalikan sebagian biomasa ke dalam tanah, dan konservasi air, mampu memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional. Di Indonesia gagasan SRI telah di uji coba dan diterapkan di beberapa kabupaten di Jawa, Sumatera, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, Sulawesi serta Papua. Penerapan gagasan SRI berdasarkan pada enam komponen penting : (1) Transplantasi bibit muda, (2) Bibit ditanam satu batang, (3) Jarak tanam lebar, (4) Kondisi tanah lembab (irigasi berselang), (5) Hanya menggunakan bahan organic (kompos), dan (6) Melakukan pendangiran/penyiangan. Hasil penerapan metode SRI menunjukkan bahwa budidaya padi metode SRI telah mampu : (1) meningkatkan hasil dibanding budidaya padi sistem konvensional, (2) Meningkatkan pendapatan, (3) Terjadi efisiensi produksi dan efisiensi usahatani secara finansial, (4) Pangsa harga pasar produk lebih tinggi sebagai beras organik. Dengan meningkatnya harga pupuk dan pestisida kimia serta semakin rusaknya lingkungan sumber daya akibat pemakaian bahan kimia telah mendorong petani dibeberapa tempat mempraktekkan sistem budidaya padi metode SRI. Peluang pengembangan SRI ke depan juga didukung oleh tuntutan globalisasi dan kebutuhan yang makin meningkat terhadap budidaya padi ekologis ramah lingkungan, kemudian dengan sistem penyuluhan yang mudah dimengerti, juga terkait dengan kondisi peningkatan semua input produksi serta kebutuhan produk organik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar