Khusus di wilayah Kecamatan Cikole tercatat dari April hingga Mei diperkirakan telah mencapai 30 orang menderita chikungunya. Mereka mengalami gejala sama mulai panas, demam hingga nyeri persendian. ''Ini perlu ada percepatan fogging. Saya sudah sampaikan ke dinas kesehatan,'' kata Wakil Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi kepada wartawan di sela-sela kunjungan ke rumah para penderita Chikungunya di Kampung Cijangkar RW 06 Kelurahan Cisarua Kecamatan Cikole, Rabu (22/5).
Fahmi menuturkan, masyarakat sempat meminta pengasapan karena resah dengan adanya penyebaran penyakit chikungunya. Namun selain dilaksanakan pengasapan atau fogging masyarakat juga harus meningkatkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan perilaku hidup bersih sehat (PHBS).''Fogging tetap dilakukan, namun upaya PSN lebih efektif untuk menekan penyebaran penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk ini. Juga masyarakat harus mengikuti program PHBS,'' ujarnya.
Salah seorang penderita chikungunya, Wawan Setiawan (43) menuturkan, dia sudah mengalami gejala chikungunya sejak Senin (20/5) lalu. Selain dirinya, salah satu putranya Faisal (13) juga menderita gejala yang sama sejak beberapa hari lalu.
''Badan ini terasa sakit sekali, terutama pada persendian sehingga tidak bisa bangun. Sebelumnya saya merasakan panas dan demam. Seperti yang dialami anak saya sekarang,'' tutur Wawan yang hanya bisa berbaring di atas tempat tidurnya.
Sementara Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Sukabumi Irma menjelaskan, penyebaran penyakit chikungunya ini biasanya terjadi saat setiap peralihan musim dari hujan ke kemarau. Makanya, masyarakat harus menjaga kebersihan dan kesehatan rumah dan lingkungan.
''Dalam waktu dekat ini, Dinkes akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Targetnya, kesadaran warga untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dapat meningkat,'' jelas Irma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar