Kabupaten Boyolali berupaya mengembangkan energi alternatif melalui biogas. Pengembangan ini didasarkan pada jumlah ternak sapi yang ada yaitu lebih dari 170.000 ekor. Populasi sebanyak ini sangat potensial untuk biogas berbasis limbah kotoran ternak.
Biogas dengan bahan dasar kotoran ternak ini dapat menjadi pilihan energi alternatif untuk ke depannya. Selain itu, energi ini dapat mengurangi kebutuhan bahan bakar terlebih pada sektor rumah tangga. Dengan demikian, ke depan masyarakat tidak terlalu bergantung pada bahan bakar minyak (BBM) yang harganya terus naik.
“Rata-rata kebutuhan minyak tanah pada sektor rumah tangga berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 2,75 liter/KK. Jika dijumlah misalnya satu desa ada 100 KK berarti kebutuhan minyak per hari mencapai 275 liter. Sedangkan biogas harganya lebih ekonomis dan ramah lingkungan,” papar Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Darsono dalam seminar Membangun Ketahanan Nasional melalui Energi Alternatif di kantor UPTD Peternakan dan Perikanan, Boyolali Kota, Kamis (12/4/2012).
Menurutnya, pengembangan biogas di Boyolali sangat potensial. Sebab, jumlah populasi ternak sapi sangat besar. Biogas dari kotoran ternak dapat digunakan sebagai sumber energi juga untuk pupuk organik dan penghasil pakan ternak dan ikan.
“Tahun 2007-2011 Pemkab memberikan biogas fix dome sebanyak 15 unit. Bantuan ini juga termasuk pengadaan biogas plastik sebanyak delapan unit,” jelasnya.
Sementara itu, Kasi Sumber Daya Alam dan Kesenjangan Perekonomian Dirjen Kesbangpol Kemendagri, Ngaida menyatakan pengembangan energi alternatif dapat menunjang ketahanan ekonomi masyarakat. Potensi ternak yang dimiliki Boyolali sangat dimungkinkan untuk pengembangan biogas ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar