Welcome To My Blog :)

Jumat, 28 Juni 2013

CPT PLI 92 MENGUBAH LIMBAH MENJADI BERKAH TERHADAP LINGKUNGAN HASIL PETERNAKAN DI KABUPATEN BOYOLALI


Kabupaten Boyolali berupaya mengembangkan energi alternatif melalui biogas. Pengembangan ini didasarkan pada jumlah ternak sapi yang ada yaitu lebih dari 170.000 ekor. Populasi sebanyak ini sangat potensial untuk biogas berbasis limbah kotoran ternak.

Biogas dengan bahan dasar kotoran ternak ini dapat menjadi pilihan energi alternatif untuk ke depannya. Selain itu, energi ini dapat mengurangi kebutuhan bahan bakar terlebih pada sektor rumah tangga. Dengan demikian, ke depan masyarakat tidak terlalu bergantung pada bahan bakar minyak (BBM) yang harganya terus naik.

“Rata-rata kebutuhan minyak tanah pada sektor rumah tangga berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 2,75 liter/KK. Jika dijumlah misalnya satu desa ada 100 KK berarti kebutuhan minyak per hari mencapai 275 liter. Sedangkan biogas harganya lebih ekonomis dan ramah lingkungan,” papar Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Darsono dalam seminar Membangun Ketahanan Nasional melalui Energi Alternatif di kantor UPTD Peternakan dan Perikanan, Boyolali Kota, Kamis (12/4/2012).

Menurutnya, pengembangan biogas di Boyolali sangat potensial. Sebab, jumlah populasi ternak sapi sangat besar. Biogas dari kotoran ternak dapat digunakan sebagai sumber energi juga untuk pupuk organik dan penghasil pakan ternak dan ikan.

“Tahun 2007-2011 Pemkab memberikan biogas fix dome sebanyak 15 unit. Bantuan ini juga termasuk pengadaan biogas plastik sebanyak delapan unit,” jelasnya.
Sementara itu, Kasi Sumber Daya Alam dan Kesenjangan Perekonomian Dirjen Kesbangpol Kemendagri, Ngaida menyatakan pengembangan energi alternatif dapat menunjang ketahanan ekonomi masyarakat. Potensi ternak yang dimiliki Boyolali sangat dimungkinkan untuk pengembangan biogas ini.

CPT PLI 91 DAmpak Lingkungan di Kabupaten Majalengka yang Diakibatkan Oleh Penambangan Pasir


Dilihat dari letaknya yang cukup strategis, Kabupaten Majalengka memilki sumber daya alam yang begitu besar, dari berbagai macam komoditas (perkebunan, pertanian, dan pertambangan) yang dapat berperan besar dalam kemajuan ekonomi masyarakatnya, salah satu contoh nyatanya adalah petambangan pasir, daerah penambangan pasir yang salah satunya terdapat di di Desa Cikeusik Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka.

Kegiatan penambangan khususnya pasir dikenal sebagai kegiatan yang dapat merubah permukaan bumi. Karena itu penambangan sering dikaitkan dengan kerusakan lingkungan. walaupun pernyataan ini tidak selamnya benar, patut diakui bahwa banyak sekali kegiatan penambangan yang dapat menimbulkan kerusakan di tempat penambangannya. Akan tetapi perlu diingat pula bahwa dilain pihak kualitas lingkungan di tempat penambangan meningkat dengan tajam. Bukan saja menyangkut kualitas hidup manusia yang berada di lingkungan tempat penambangan itu, namun juga alam sekitar menjadi tertata lebih baik,dengan kelengkapan infrastrukturnya. Karena itu, kegiatan penambangan dapat menjadi daya tarik, sehingga penduduk banyak yang berpindah mendekati lokasi penambangan tersebut. Sering pula dikatakan bahwa kegiatan penambangan telah menjadi lokomotif pembangunan didaerah tersebut.

CPT PLI 90 Warisan Dunia di Kota Salak Pondoh


Selain terkenal karena salak Pondohnya, Sleman memiliki candi Prambanan yang termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi Hindu terbesar di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur Hindu pada umumnya dengan candi Siwa sebagai candi utama memiliki ketinggian mencapai 47 meter menjulang di tengah kompleks gugusan candi-candi yang lebih kecil. Sebagai salah satu candi termegah di Asia Tenggara, candi Prambanan menjadi daya tarik kunjungan wisatawan dari seluruh dunia

Pada 27 Mei 2006 gempa bumi kekuatan 5,9 pada skala Richter (sementara United States Geological Survey melaporkan kekuatan gempa 6,2 pada skala Richter) menghantam daerah Bantul dan sekitarnya. Gempa ini menyebabkan kerusakan hebat terhadap banyak bangunan dan kematian pada penduduk sekitar. Gempa ini berpusat pada patahan tektonik Opak yang patahannya sesuai arah lembah sungai Opak dekat Prambanan. Salah satu bangunan yang rusak parah adalah kompleks Candi Prambanan, khususnya Candi Brahma. Meskipun kompleks bangunan tetap utuh, kerusakan cukup signifikan. Pecahan batu besar, termasuk panil-panil ukiran, dan kemuncak wajra berjatuhan dan berserakan di atas tanah. Candi-candi ini sempat ditutup dari kunjungan wisatawan hingga kerusakan dan bahaya keruntuhan dapat diperhitungkan. Balai arkeologi Yogyakarta menyatakan bahwa diperlukan waktu berbulan-bulan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan yang diakibatkan gempa ini. Beberapa minggu kemudian, pada tahun 2006 situs ini kembali dibuka untuk kunjungan wisata. Pada tahun 2008, tercatat sejumlah 856.029 wisatawan Indonesia dan 114.951 wisatawan mancanegara mengunjungi Prambanan. Pada 6 Januari 2009 pemugaran candi Nandi selesai. Pada tahun 2009, ruang dalam candi utama tertutup dari kunjungan wisatawan atas alasan keamanan.

CPT PLI 89 Pencemaran Industri Batu Alam di Cirebon


Di Kabupaten Cirebon, dari 360 perusahaan batu alam yang ada, hampir seluruhnya tidak memiliki izin alias ilegal. Namun, mereka membuang limbah batu alam seenaknya, langsung ke sungai atau saluran irigasi yang ada hingga menimbulkan pencemaran dimana-mana, termasuk lahan padi yang semula produktif berubah menjadi kritis akibat pencemaraN, di saming itu air limbah yang mengandung timbal dan logam berat tidak bisa diurai oleh tanaman. Hal ini sangat berbahaya kalau air limbah diserap tanaman buah dan sayuran yang biasa dikonsumsi manusia.  Karena dipahami,  perusahaan-perusahaan batu alam yang ada tidak dilengkapi dengan instalasi pengelolaan air limbah, sehingga kebanyakan limbah batu alam dibuang ke sungai begitu saja.

Dampak nyatanya Akibat tercemar limbah batu alam, mereka tidak bisa lagi memanfaatkan air sungai. Limbah  batu yang dibuang juga menyebabkan sungai menjadi dangkal (sedimentasi). Selain itu, limbah batu alam ini, cukup berbahaya bagi lahan pertanian.Limbah kapur dan batu yang mengalir melalui saluran irigasi biasanya bisa merusak lahan dan hasil pertanian. Akibat limbah tersebut, tanah menjadi keras dan mempengaruhi kesuburan tanah. Keluhan dan longlongan warga, harusnya di respon dengan segera dan sigap, bukanya masih dengan tipikal lamanya yang lemot, atau kudu di demo dulu baru brtindak.  Penjabat atau birokrat daerah bukanlah keleday yang mesti di pukul pukul dahulu. Mereka manusia, mereka punya otak. Mereka di pilih untuk menjadi pelayan dan melayani warganya. Bukanya malah berperamen layaknya majikan.

CPT PLI 88 Ancaman Limbah Mercuri di Penambangan Emas Jendi, Kab Wonogiri


egiatan penambangan emas dilakukan dengan cara tradisional tanpa teknik perencanaan yang baik dan peralatan seadanya, yaitu dengan sistem tambang bawah tanah dengan cara membuat terowongan dan sumur mengikuti arah urat kuarsa yang diperkirakan memiliki kadar emas tinggi. Sistem pengolahannya dengan menggunakan campuran merkuri yang berpotensi untuk menimbulkan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan bagi pekerja dan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah Menganalisis faktor - faktor yang berhubungan dengan keracunan merkuri pada pekerja tambang emas di Desa Jendi, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri.

Pertambangan emas rakyat di Desa Jendi, Kecamatan Selogiri, Wonogiri membawa potensi pencemaran limbah di wilayah tersebut. Pasalnya, akumulasi penggunaan merkuri dalam kurun waktu lama dapat membahayakan lingkungan sekitar. Oleh karenanya, perlu adanya langkah secara dini untuk mencegah pencemaran.

Meski demikian, kandungan tembaga dalam air sudah cukup tinggi. Kandungan tembaga itu diduga sisa pendulangan logam mulia tersebut. Oleh karenanya, warga setempat disarankan membangun jaringan air PDAM di sekitar sumur. Air PAM digunakan untuk keperluan makan dan minum. “Di dekat sumur disarankan ada PAM untuk minum,” katanya.

Dalam beberapa penelitian disebutkan kadar merkuri limbah cair penambangan emas di Desa Jendi, Selogiri membahayakan manusia. Seperti hasil penelitian Rahayuningsih, seorang peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogja pada 2008 lalu. Kadar merkuri limbah cair penambangan emas di Desa Jendi, Selogiri mencapai 0,0915 mg/l melebihi batas baku mutu yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 10/2004 sebesar 0,002 mg/l.
”Tahun 2011 ini diperkirakan terjadi akumulasi. Apalagi daya jelajah pencemaran logam berat di media air khususnya sungai bisa mencapai radius 200 meter dari titik sumber pencemarannya,” terang Prabang.

CPT PLI 87 Pencemaran Sungai di Daerh Sragen


Air Bengawan Solo mengandung logam berat paling tinggi terjadi di daerah Sragen. Sragen merupakan wilayah yang mengalami pencemaran paling parah jika di bandingkan beberapa daerah di sekitar sungai Bengawan Solo.

Selain industri yang berkembang pesat di Karanganyar, Sukoharjo, dan Solo, sungai tersebut juga tercemar pestisida dan pupuk buatan yang terakumulasi.  "Penyebab pencemaran di Bengawan Solo bukan hanya limbah  industri dan rumah tangga, melainkan juga pestisida dan pupuk buatan dari lahan pertanian yang terkikis air. Sebagai daerah hilir, konsentrasi pencemar di Sragen paling tinggi dibandingkan dengan daerah lain," .
Adapun tanaman yang paling banyak menggunakan pestisida yakni sayuran. Karena itu, kemungkinan besar kandungan pestisida tertinggi berasal dari Tawangmangu. "Nilai ekonomis sayuran  tinggi dan sangat rentan penyakit, sehingga petani menggunakan pestisida berdosis tinggi. Pestisida itulah yang ikut terkikis bersama tanah dan mengalir di Bengawan Solo,"

Sragen berbatasan langsung dengan Karanganyar, Solo, dan Sukoharjo, tiga wilayah yang ditengarai memberi kontribusi pencemaran terbesar terhadap sungai tersebut. Sebagai daerah hilir dari ketiga wilayah tersebut, kabupaten itu mengalami pencemaran paling parah. 


CPT PLI 86 Kualitas Air di Sungai Cisadane Tangerang

Tangerang menghadapi persoalan yang paling serius dari dampak pencemaran dari berbagai industri di wilayah ini. Banyak industri yang belum memiliki instalasi pengolah limbah (Ipal). Hanya sekitar 29 persen dari ratusan perusahaan manufaktur yang memiliki Ipal. Perusahaan yang tidak punya Ipal diduga membuang limbahnya ke-55 sungai dan anak sungai di Kabupaten Tangerang sehingga menimbulkan pencemaran perairan umum serta laut. 

Salah satunya Sungai Cisadane, padahal sungai tersebut merupakan sumber air baku. Menurut sumber pembuangan limbah pabrik ke sungai sudah terjadi dalam kurun waktu sangat lama. Tak hanya itu, pengawasan dari pemerintah pun tidak begitu ketat. Sedangkan masyarakat sekitar, mengambil air dari sungai tersebut.
Menurut hasil investigasi YAPELH, di sepanjang aliran sungai Cisadane ditemukan warga yang mengeluh gatal-gatal saat menggunakan air sungai ini. "Kondisi air di sungai Cisadane, cenderung berwarna hitam pekat, yang terkadang berubah warna menjadi merah dan menebar bau yang tidak sedap,"
Pencemaran lingkungan di sungai ini juga menyebabkan hilangnya biota air, seperti ikan sepat dan gabus. Selain itu, air sumur warga di sepanjang sungai terkontaminasi air limbah, berbusa, dan menimbulkan bau.

CPT PLI 85 Warga Purwakarta Kesulitan Mendapatkan Air Bersih


Kondisi air bawah tanah di sejumlah lokasi di kabupaten Purwakarta, Jawa barat diduga sudah berada dalam kondisi kritis. Hal itu disebabkan eksploitasi yang tiada henti oleh ratusan industri yang memiliki izin dan illegal. Pemerintah kabupaten purwakarta tidak bisa berbuat banyak mengatasi kondisi itu karena solusi penyediaan air buat industri oleh PAM belum tersedia.

Untuk memenuhi kebutuhan air baku ratusan industri yang sumbernya diambil dari air permukaan waduk jatiluhur . Dampak yang ditimbulkan akibat dari eksploitasi air bawah tanah adalah lingkungan kita akan cepat rusak. Untuk mengantisipasi pencurian sumber sumber air bawah tanah secara berlebihan oleh pihak industri  pihak pemerintah  makin memperketat pemberian izin dan melakukan sidak ke tiap tiap perusahaan yang diduga memiliki sumur artesis.

Selain itu dampak kesulitan mendapat air bersih dirasakan oleh warga di desa babakancikao kabupaten purwakarta kondisi itu terjadi akibat sumur sumur dan sumber air sekitar yang mongering sejak musim kemarau berkepanjangan. Untuk memenuhi kebutuhan air sehari hari warga setempat terpaksa membeli air dari penjual air keliling. Sebagian wilayah di Purwakarta untuk memenuhi kebutuhan air warga memanfaatkan sumber air bekas galian tanah sekalipun kondisi airnya jauh dari bersih, namun keberadaan sumber air bekas galian sangat membantu warga.
tentang pembangunan di bidang air minum dan sanitasi untuk mempercepat target tujuan pembangunan millennium karena kesadaran masyarakat dalam menjaga sanitasi air di Indonesia masih sangat rendah.

Untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup terutama dalam masalah sanitasi ir di purwakarta. Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. PEMKAB Purwakarta menggelar kerjasama dengan lembaga kerjasama Amerika – Indonesia (USAID) dan indonesia Urban Water, Sanitation and hygiene (IUWASH). 

CPT PLI 84 Cara Mencegah Pencemaran Lingkungan di Purwokerto


Dalam dua tahun terakhir, ketika musim hujan tiba, beberapa wilayah di kota Purwokerto dilanda banjir. Hal itu berbeda dari 5 tahun lalu sehingga persoalan banjir di lingkungan menjadi keprihatinan warga Kota Satria ini. Pesatnya pertumbuhan kota, memberikan dampak tersendiri, terlebih upaya mengantisipasi dampak banjir belum dilakukan secara komprehensif.
Meski belum separah Jakarta atau kota besar langganan banjir yang lain, kondisi ini perlu penanganan cepat dan terpadu, melibatkan semua pihak, termasuk jajaran pemkab. Jika tidak, geliat pembangunan di ibu kota Kabupaten Purwokerto ini akan “tenggelam” dalam problematika banjir. Adapun wilayah pemukiman yang sering mendapat ”jatah” banjir adalah Perumahan Karang Pucung Permai di Kecamatan Purwokerto Selatan.

Instansi yang terkait selalu mengembalikan pada persoalan teknis. Misalnya mendalihkan pada kurang baiknya kondisi saluran pembuangan air/ drainase di tepi jalan-jalan utama kota, keterbatasan anggaran. Namun Pemkab Banyumas sudah menyiapkan materplan penataan drainase.
Penyikapan terhadap kompleksitas persoalan lingkungan, termasuk banjir, tidak bisa melupakan unsur manusia. Alasan dan penyelesaian teknis mengatasi banjir harus dibarengi dengan upaya revitalisasi sosiologi. Artinya bagaimana menciptakan suatu kondisi agar semua orang saling berinteraksi guna menjaga lingkungannya hingga terbebas dari banjir.

Salah satunya bisa kembali mengaktifkan kerigan, yaitu pola gotong-royong atau kerja bakti massal, yang sejatinya menjadi salah satu kearifan. Pada zaman dulu, pembuatan saluran air, kegiatan bersih desa, atau membersihkan lingkungan, selalu dilakukan dengan memakai pola itu.

Lewat kerigan pula, pada 1998 Purwokerto mendapat penghargaan dari WHO karena berhasil membebaskan daerah itu dari serangan demam berdarah dengue (DBD). Waktu itu masyarakat menjabarkan kearifan lokal tersebut dalam wujud piket bersama memberantas sarang nyamuk.

Pemda bersama warga Purwokerto sebenarnya bisa menerapkan kerigan untuk mencegah banjir. Misalnya sekelompok warga secara bergilir membersihkan saluran air/ drainase di lingkungan masing-masing. Kerja bakti itu bisa digagas secara tidak formal atau formal, misalnya menjadi kebijakan pemkab yang pada hari tertentu mengajak warga bersih-bersih saluran.

Gotong-royong membersihkan saluran kota yang mengalami pendangkalan sudah dirintis warga Purwokerto Selatan, melibatkan unsur BKM dan LPMK Kelurahan Purwokerto Kulon, Satgasgana, personel Koramil dan Polsek Purwokerto Selatan, serta anggota Laskar Merah Putih. Kegiatan itu bisa menjadi contoh bagi warga wilayah lain di Purwokerto.

Bentuk kerigan kedua adalah bersama-sama memahami dan menyosialisasikan UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Salah satu kegiatan yang bisa dikategorikan merusak lingkungan adalah kebiasaan buruk sebagian warga Purwokerto membuang sampah di sungai. Penyosialisasian regulasi itu akan menyadarkan warga untuk tidak lagi membuang sampah ke saluran/ sungai, utamanya Kali Bener dan Kali Kranji, dua sungai besar yang melintasi kota, dan belakangan ini pada musim hujan sering meluber karena mengalami pendangkalan akibat banyak sampah.

Bentuk kerigan yang ketiga adalah membentuk komunitas gerakan cinta lingkungan, yang bisa dimulai dari lingkup terkecil, yaitu RT, RW, desa, dan seterusnya. Anggota komunitas ini memfokuskan pada berbagai kegiatan yang bersifat menjaga, memelihara, dan melestarikan lingkungan. Wujud kegiatannya bisa bersama-sama membersihkan lingkungan secara rutin, menghijaukan kota, dan menyosialisasikan pentingnya pelestarian lingkungan kepada pelajar atau anggota masyarakat.

CPT PLI 83 Kebakaran di Gunung Ceremai, Kota Kuningan


kebakaran hutan di kota kuningan kemarin, telah menyebabkan banyak kerugian di semua pihak, karena kebakaran tersebut semakin meluas di kota Kabupaten Kuningan. Hingga kemarin, kebakaran hutan telah merembet ke Kebun Raya Kuningan di Kecamatan Pasawahan.

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, kebakaran mulai terjadi Senin sekitar pukul 10.30 WIB dengan sumber api berasal dari tiga titik berbeda. Kencangnya tiupan angin membuat api mudah membesar hingga merembet ke segala arah.Kebakaran ini terus meluas dan membakar hutan pinus di 11 blok yang masuk dalam Desa Padabeunghar dan Pasawahan.

“Titik api pertama ditemukan di Blok Silayur,Cileutik,dan Lebak Reundeu. Akibat angin kencang, kebakaran semakin meluas hingga merembet ke sebagian Kebun Raya Kuningan,” Pengelolaan Taman Nasional Gunung Ciremai Wilayah I Mokh Ridwan, kemarin. Dia menyebutkan, saat ini upaya pemadaman terus dilakukan dengan melibatkan banyak pihak mulai dari petugas TNGC, Masyarakat Peduli Api (MPA), TNI, Polri dan partisipasi dari masyarakat seperti pecinta alam dan ormas lingkungan hidup.Titik api masih menyala di beberapa lokasi akibat upaya pemadaman yang belum sempurna.

Sementara itu, kebakaran juga menyebabkan sekitar 30 hektare kawasan Kebun Raya Kuningan di Desa Pada beunghar hangus terbakar. Walaupun api telah berhasil dipadamkan, pihak Kebun Raya Kuningan masih menempatkan personel untuk mengantisipasi kebakaran kembali terjadi.

Mereka akan segera membuat sekat bakar di daerah yang berbatasan dengan hutan alam dengan maksud api tidak sampai menjangkau ke sana. Selain itu, mereka akan berjaga-jaga siang dan malam dengan perbekalan yang memadai hingga api dipastikan aman. Ridwan mengungkapkan, kebakaran hutan Ciremai kini telah menjangkau 20 blok dari sebelumnya hanya 11 blok saja. Namun sebagian besar kawasan tersebut sudah padam dan kini masih tersisa empat blok yang masih menyala dan sedang dalam upaya pemadaman. Proses pemadaman kebakaran kali ini tergolong sulit karena kondisi alangalang yang teramat kering ditambah angin kencang membuat api mudah membesar. Upaya pemadaman pun masih menggunakan metode tradisional yaitu menggunakan sistem sekat bakar dan memadamkan dengan batang pohon basah dan gedebong pisang.
Sebab akibat terjadinya kebakaran karena ulah manusia yang membakar sampah dan lupa memadamkanya, dan akhirnya merembet ke ilalang dan di susul oleh angin yang kencang yang akhirnya api membesar. Oleh karena itu berhati hati lah jika menyalakan api di daerah yang kering dan banyak unsur unsur benda yang dapat menimbulkan kebakaran.

CPT PLI 82 Hutan Mangrove Tambaksari Wisata Baru yang Menyegarkan


DEMAK-Hutan mangrove yang tumbuh rimbun di wilayah Dukuh Tambaksari Desa Bedono Kecamatan Sayung, menjadi lahan wisata yang asri. Selain bisa mendatangi makam Aulia Syeh Mundakir, masyarakat dapat menikmati kesegaran udara di hutan tersebut.

Hutan Mangrove Tambaksari bisa menjadi pesona wisata religius dan rekreasi pantai. Para pengunjung akan dimanjakan dengan akses jalan yang sudah bagus ketika menuju makam Syeh Mundakir. 

Selain menawarkan wisata alam nan asri, Kawasan Hutan Mangrove Demak juga sering dijadikan sebagai tempat religi yaitu berziarah di makam Aulia KH Abdullah Mudzakir.
Untuk menuju lokasi, pengunjung sekarang dipermudah dengan telah dibangunnya jalan darat di samping alternatif menggunakan perahu. Akses menuju lokasi itu kini telah dibangun jalan setapak sepanjang 1.359 meter dengan lebar 2 meter dan setinggi dua meter di atas air. 

Seterusnya mulai terlihat beberapa puing-puing rumah yang tenggelam akibat ganasnya rob laut tujuh tahun silam. Sekitar tahun 2007 wilayah tersebut merupakan areal terparah tergenang rob, hingga Pemda merelokasi 77 kepala keluarga (KK)untuk pindah ke wilayah bebas rob.

Kendati seluruh areal Dukuh Tambaksari kebanjiran rob, muncul keanehan dari makam Syeh Mundakir yang sekarang menjadi lokasi wisata religius. Makam tersebut tak bisa tenggelam, sepintas akan tenggelam saat air pasang, ternyata makam masih meninggi lagi.

Karena keanehan tersebut, mendorong tujuh KK yang bertahan. Dengan alasan secara ikhlas akan merawat makam aulia itu, mereka tak mau pindah dan bersikukuh menempati lima rumah panggung yang dibangun sendiri. 
Setelah bencana rob yang mengakibatkan ratusan warga Tambaksari direlokasi, Pemkab berupaya menata kembali lokasi itu. Seperti, melakukan penghijauan dan membangun tujuh alat pemecah ombak (APO).

Pemerintah daerah kini menjadikan Desa Bedono sebagai lokasi wisata hutan mangrove dan religius, dan lokasi Tambaksari sudah menjadi wilayah binaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Demak.

Nah temen-temen semua,harusnya sebagai masyarakat yang peduli akan kondisi lingkungan seudah seharusnya kita sama-sama menjaga dan melestarikan ala mini seperti menjaga kondisi hutan yang ada,menjauhkannya dari pembalakan liar karena yang akan merasakan hasilnya adlah kita sendiri,bayangkan jika di Negara ini tidak terdapat hutan lagi,,banyak hutan saja masih banjir,,apalagi tidak ada hutan,,gimana yachhh????? By hendri yusuf siregar

CPT PLI 81 Polusi Udara Mengancam Kediri


Polusi udara dikediri sangat mengganggu masyarakat karena polusi udara yang dicemarkan oleh pabrik-pabrik sebagai contoh pabrik rokok ternama di kediri yang melanda pemukiman, Serangan asap pabrik tersebut telah dilaporkan warga karena telah berlangsung beberapa bulan terakhir.

Setiap pabrik melakukan pembakaran, limbah yang berwujud debu putih itu langsung menyelimuti pemukiman penduduk. Kehidupan bersama limbah ini, sudah berlangsung sejak  2006. Warga di wilayah kediri mengaku tingginya lapisan debu & kepungan asap itu juga membuat beberapa warga mengalami gangguan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), hasil pemeriksaan medis rumah sakit warga mengalami gangguan ISPA akut akibat polusi berlebihan. Karena itu warga meminta pemerintah setempat memberikan teguran kepada manajemen pabrik-pabrik rokok.

Sejumlah industri rokok kurang memahami dampak pengendalian polusi dan pencemaran lingkungan di tempat usahanya. Limbah rokok dapat berbentuk limbah padat, limbah cair, pencemaran udara hingga limbah B3. Selama ini, industri rokok kurang tersentuh Kantor Lingkungan Hidup (KLH) dan Kementerian Lingkungan Hidup.Sehingga kerap kali proses kontrol belum berjalan maksimal. Warga meminta pabrik rokok menghentikan kegiatan pembakaran limbah. Masa yang terdiri dari tokoh masyarakat menancapkan papan peringatan bebas polusi di jalan desa.Warga juga mengancam mengadukan masalah ini ke Gubernur Jawa Timur.

Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Pemkab Kediri bersama Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Laboratorium Hiperkes Surabaya melakukan uji kualitas udara di sekitar pabrik rokok, Lokasi pengujian yang diambil di sekitar Desa Kwadungan serta Dusun Gambang, Desa Karangrejo. Petugas SysLab memasang alat Impinger yang digunakan untuk pemantau kondisi udara.

Kepala Kantor Lingkungan Hidup, pencemaran udara sangat berbahaya bagi lingkungan. Dia meminta pabrik rokok yang juga menyisakan limbah dari proses produksinya harus dapat mengolah secara baik limbah yang telah dihasilkan.

Pemkab kediri telah mengirim surat yang intinya menyarankan agar pabrik rokok mengadakan pertemuan dengan tokoh masyarakat dan instansi terkait setahun dua kali dalam rangka upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

Hingga kini kantor lingkungan hidup terus berupaya melakukan penyuluhan pada pengusaha rokok. Pengusaha industri rokok diikutikan dalam program penyuluhan untuk bisa menjadi pelopor dalam gerakan pencegahan dan pengendalian polusi di wilayahnya. Maka program yang utama adalah sosialisasi. Kemudian dilakukan sistem bantuan teknis untuk pengolahan limbah perusahaan rokok dan juga bisa dilakukan lewat program workshop dan penyuluhan yang diharapkan mampu memberi pemahaman pada pelaku industri untuk lebih peduli pada lingkungan. Memang saat ini skala pabrik rokok masih tergolong kecil. Namun karena trend pabrik rokok terus meningkat maka Kantor Lingkungan Hidup akan melakukan sosialisasi pengolahan limbah rokok secara stimulant.

CPT PLI 80 Seharusnya Bandung Bermartabat


Bandung memang memiliki keaneka ragaman yang banyak. Dari mulai agama, suku, budaya, sosial ekonomi, dan lainnya. Banyak hal yang menyenangkan dengan hidup di Kota Bandung sekarang ini. Sebut saja Kota Bandung adalah Kota paling kreatif se-Asia Timur, belum lagi warga Bandung boleh berbangga dengan bidang wisata, budaya, kuliner, atau fashion yang dianggap sebagai salah satu kiblat yang terbaik di Indonesia.
Tetapi, sangat disayangkan. Bandung masih memiliki beberapa masalah yang harus dipikirkan. Jika saja masalah-masalah ini bisa diselesaikan, bukan tidak mungkin Bandung akan menjadi satu dari sedikit kota dengan standarisasi internasional di Indonesia. Sampai saat ini saja, Jakarta sebagai ibukota Indonesia memiliki masalah yang lebih berat dari kota mana pun di Indonesia.

Menurut pengamatan kasat mata, ada 5 masalah umum di Kota Bandung saat ini :
1. Kemacetan 
Dilematis ketika banyaknya pendatang yang mengunjungi Kota Bandung. Dilihat dari sisi perekonomian dan sosial, hal ini jelas menguntungkan banyak pihak Kota Bandung. Namun, ternyata infrastruktur transportasi di Kota Bandung belum siap untuk menampung banyaknya pendatang tersebut yang seharusnya menjadi potensi besar untuk memajukan Kota Bandung.
2. Sampah
Banyaknya “gunung” dadakan berupa sampah di Kota Bandung dirasakan sangat mengganggu kenyamanan. Bahkan tumpukan-tumpukan sampah tersebut terpampang jelas di kawasan perkotaan seperti Jalan Ganesha, Antapani, Sukajadi, dll. Untuk menanggulangi masalah sampah di Kota Bandung, mudah-mudahan pada tahun 2013 bisa segera terwujud pembangunan PLTSa. Sebab Kota Bandung hingga kini tidak memiliki tempat penampungan sampah yang ramah lingkungan.
3. Banjir
Ada kekhawatiran khusus yang dirasakan penduduk Kota Bandung di saat hujan besar di Kota Bandung. Selain pasti terjadi kemacetan di beberapa titik pusat Kota Bandung, di bagian lain Kota Bandung dikhawatirkan dengan masalah banjir yang akan menimpa mereka. 
4. Ruang Terbuka Hijau
Menurut data yang dilansir Greenlife Society setidaknya 90 pusat perbelanjaan di Bandung itu masih berhutang 85 ribu meter persegi ruang hijau. Jika Kota Bandung tanpa RTH, sinar matahari yang menyinari itu 90% akan menempel di aspal, genting rumah, dan bangunan lainnya yang ada. sementara sisanya yang 10% akan kembali ke angkasa. Hal itu memicu udara Kota Bandung menjadi panas. Namun, jika bandung memiliki RTH sesuai dengan angka ideal, maka sinar matahari itu 80% diserap oleh pepohonan untuk fotosintesis, 10% kembali ke angkasa, dan 10% nya lagi yang menempel di bangunan, aspal dan lainnya.
5. Aksi Geng Motor
Rasa aman keluar pada malam hari di Kota Bandung menjadi terganggu oleh ulah berandalan motor. Ini harus segera dicarikan solusinya jangan sampai menjadi dampak buruk dan menelan banyak korban. Kasus kejahatan di jalanan oleh berandalan motor tidak bisa ditoleransi harus ditindak tegas meskipun mereka berstatus pelajar karena sudah mengusik rasa aman warga Kota Bandung. 

CPT PLI 79 Selamatkan Wonosobo

Permasalahan lingkungan hidup di Kabupaten Wonosobo dari hari ke hari terus meningkat. Ilegal loging, deforestasi hutan, konversi hutan, sistem pertanian yang tidak ramah lingkungan, dan perilaku membuang sampah sembarangan telah menambah deret permasalahan lingkungan hidup, sekaligus telah menyebabkan berbagai macam bencana seperti tanah longsor, banjir, lahan kritis, serta "global warming".


Hal ini perlu mendapatkan perhatian semua pihak, Wonosobo merupakan daerah konservasi lingkungan hidup, karena posisi topografi kawasannya paling tinggi sehingga nasib kelestarian alam, ketersediaan air dan ekosistem daerah di bawahnya sangat tergantung dari konservasi alam di Kabupaten Wonosobo.

Semua warga  memiliki peran strategis karena melalui pendidikan lingkungan yang diajarkan pada warga,terutama kepada para siswa yang terus dibekali tentang pendidikan lingkungan hidup.Pendidikan ini  bisa menjadi salah satu faktor penting untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan hidup dan menjadi sarana yang penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang dapat melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan.

Pendidikan lingkungan dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian serta mencetak kader-kader berwawasan lingkungan dalam mencari pemecahan dan pencegahan timbulnya masalah lingkungan.Begitu pentingnya peran siswa dalam perbaikan dan pemeliharaan lingkungan hidup sehingga mereka patut menjadi garda terdepan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan yang hijau, bersih, indah, dan asri, yang salah satu tujuannya adalah menggugah rasa cinta pada alam sekitarnya.


Kepedulian seluruh elemen masyarakat Kecamatan Garung, serta Kabupaten Wonosobo, terhadap kelestarian lingkungan hidup akan terus dilanjutkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari sehingga pendidikan lingkungan sebagai salah satu pilar untuk mengatasi persoalan lingkungan hidup dapat mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran pelajar dan masyarakat tentang pentingnya kelestarian lingkungan hidup. 

CPT PLI 78 Pencemaran Limbah Batik di Pekalongan

Kota pekalongan adalah salah satu kota yang terkenal dengan batiknya sebagai penghasil batik asli indonesia , batik sudah menjadi salah satu budaya indonesia yang harus dijaga karna sudah menjadi warisan bangsa indonesia sejak zaman nenek moyang terdahulu, 


batik saat ini tidak lagi dianggap kuno, berbagai jenis-jenis batik moderen yang ada dipasaran . pekalogan menjadi salah satu pemasok batik kebanyak daerah di indonesia, tetapi dengan meningkatnya kebutuhan batik dipasar lokal maupun mancanegara , industri batikpun dikota pekalongan menjadi  meningkat, tetapi dengan meningkatnya kebutuhan batik yang begitu besar dan menguntungkan bagi masyarakat pekalongan tetapi di sisi lain dimana tidak menguntungkan bagi lingkungan sekitar, masyarakat pekalongan mengsampingkan kebersihan dan kesehatan lingkunganya dimana akibat limbah hasil produksi batik yang dibiarkan mencemari lingkungan sekitar menjadikan kota pekalongan sebagai kota paling tercemar se-jawa tengah.

Salah satu contoh desa pabelan adalah salah satu sentra pengrajin batik di Pekalongan, Jawa Tengah. Hampir setiap warganya adalah pengrajin batik, sungai yang seharusnya sebagai sumber kehidupan beralih fungsi sebagai air tempat pencucian untuk mencuci batik. Juga sebagai tempat untuk membuang limbahnya. Setelah batik selesai diwarnai, batik dicuci dalam sebuah bak. Sisa cucian batik lantas dibuang ke sungai. Memang tidak semua pengrajin batik membuang limbahnya ke sungai, tapi sebagian besar masih ada yang membuangnya ke aliran sungai. Ini adalah kegiatan turun temurun. Mereka percaya bahwa limbah batik tidak berbahaya.

Dinas Penataan Kota dan Lingkungan Hidup Kota Pekalongan mencatat, sekitar 12 ribu industri kecil yang membuang limbahnya ke sungai. salah satu sumber limbah adalah industri batik rumahan. ”Limbah batik mengandung zat B3, termasuk warna, BOD(Biological Oxygen Demand), COD(Chemical Oxygen Demand)  kandungannya sangat tinggi sekali dibanding hasil limbah rumah sakit. Limbah batik BOD, COD yang cukup tinggi menyebabkan rusaknya ekosistem abiotik didalam sungai. BOD dan COD adalah patokanyang biasa dipakai untuk menentukan tingkat pencemaran air.

salah satu dampak yang terjadi adalah air sumur yang sama sekali tidak dapat dipakai airnya terasa asin, pahit dan getir sehingga warnanya pun menjadi kuning bilai dipakai dapat menggangu kesehatan seperti gatal-gatal , infeksi kulit , hingga dapat menimbulkan kanker untuk itulah perlu adanya pengolahan khusus untuk penangan limbah batik seperti sebelum dibuang air melalui proses  penyaringan sehingga kadar zat berbahaya yang ada di dalam pewarna batik dapat mengurangi resiko pencemaran lingkungan sungai , memilih bahan-bahan yang ramah lingkungan dan alami, bahan alami ini tersedia di mana-mana misalnya dari tingi, tegeran, jambal, secang dan lain-lain. Beberapa daun dan akar mengkudu juga dapat dimanfaatkan sebagai pewarna.

Langkah lain adalah melakukan remediasi atau membersihkan racun di tanah atau air yagn tercemar limbah melalui mikroorganisme maupun lewat tanaman yang bisa menyerap unsur logam seperti rami dan nilam. Identitas Pekalongan sebagai kota batik harus terus dipelihara demi menjaga kelestarian batiknya. Tetapi jangan sampai ini mengorbankan sungai dan lingkungan sekitar yang berfungsi untuk memberi kita kebutuhan hidup serta kelak anak cucu kita nanti.(mohamad ramdani)

CPT PLI 77 Hutan Mangrove Hilang, Pantai Jepara Kian Rusak Parah

Beberapa dampak buruk akibat abrasi laut ini adalah sekitar 200keluarga di kecamatan Jepara Kota harus pindah pemukiman karena tempat tinggal mereka terkena abrasi lautan.


Selama 30 tahun terakhir, panjang garis pantai diwiayah kabupaten Jepara Jawa Tengahkian memanjang, diperkitakan perubahan panjang garis pantai di wilayah ini sekitar 8 hingga 10 Km, yaitu dari 72 hingga 80 Km. Hal ini disebabkan semkin parahnya abrasi pantai akibat hilangnya hutan mangrove di wilayah Jepara.


Kerusakan hutan mangrove terparah terjadi diwiayah kecamatan Kedung, Bangsri, Jepara kota, Donorojo dan Kembang. Selain itu juga di wilayah kecamatan Karimun Jawa luasnnya semakin menyusut.

Hilangnnya hutan tepi pantai ini mengakibatkan arus pantai semakin besar, dan abrasi lautan terhadap daratan semakinganas. Berkurangnnya jumlah daratan ini berdampak buruk bagi ekosistem di sekitarnnya.
Selain itu, abrasi lautan juga mengakibatkan rusaknnya lahan pertanian pesisir, dan tambak-tambak serta ladang garam didaerah itu. Jika tidak segera diatasi, kondisi seperti ini bisa semakin parah dan berdampak buruk bagi perekonomian kususnnya warag pesisir pantai Jepara.

Tindakan penghijauan pantai terus dilakukan oleh LSM, komunitas peduli Alam, sera dibantu aparat pemerintah setempat. Diharakan, pada tahun 2015 mendatang, lahan hutan mangrove diwilayah jepara naik sekitar 5 hingga 7 km persegi.

CPT PLI 76 Chikungunya Serang Puluhan Warga Kota Sukabumi


Khusus di wilayah Kecamatan Cikole tercatat dari April hingga Mei diperkirakan telah mencapai 30 orang menderita chikungunya. Mereka mengalami gejala sama mulai panas, demam hingga nyeri persendian. ''Ini perlu ada percepatan fogging. Saya sudah sampaikan ke dinas kesehatan,'' kata Wakil Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi kepada wartawan di sela-sela kunjungan ke rumah para penderita Chikungunya di Kampung Cijangkar RW 06 Kelurahan Cisarua Kecamatan Cikole, Rabu (22/5).

Fahmi menuturkan, masyarakat sempat meminta pengasapan karena resah dengan adanya penyebaran penyakit chikungunya. Namun selain dilaksanakan pengasapan atau fogging masyarakat juga harus meningkatkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan perilaku hidup bersih sehat (PHBS).
''Fogging tetap dilakukan, namun upaya PSN lebih efektif untuk menekan penyebaran penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk ini. Juga masyarakat harus mengikuti program PHBS,'' ujarnya.

Salah seorang penderita chikungunya, Wawan Setiawan (43) menuturkan, dia sudah mengalami gejala chikungunya sejak Senin (20/5) lalu. Selain dirinya, salah satu putranya Faisal (13) juga menderita gejala yang sama sejak beberapa hari lalu.

''Badan ini terasa sakit sekali, terutama pada persendian sehingga tidak bisa bangun. Sebelumnya saya merasakan panas dan demam. Seperti yang dialami anak saya sekarang,'' tutur Wawan yang hanya bisa berbaring di atas tempat tidurnya.

Sementara Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Sukabumi Irma menjelaskan, penyebaran penyakit chikungunya ini biasanya terjadi saat setiap peralihan musim dari hujan ke kemarau. Makanya, masyarakat harus menjaga kebersihan dan kesehatan rumah dan lingkungan.
''Dalam waktu dekat ini, Dinkes akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Targetnya, kesadaran warga untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dapat meningkat,'' jelas Irma.

CPT PLI 75 Masalah Sampah di Garut


Namun siapa tahu, ternyata Garut pernah mempunyai masalah serius terhadap sampah.
Di Kota Dodol ini, penanganan sampah tak hanya dihadapkan pada terbatasnya lahan penampungan, tapi juga sarana pengangkutan. Pengangkutan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat belum bisa ditangani secara optimal. Akibatnya, tumpukan sampah di sejumlah titik, terutama daerah perkotaan, masih muncul dan mengganggu kenyamaan serta kesehatan. Pemkab Garut hingga saat ini hanya memiliki mobil pengangkut sampah sebanyak 24 unit. Dari jumlah itu, bahkan beberapa di antaranya dalam kondisi rusak dan tak bisa dioperasikan.

Mobil pengangkut sampah banyak yang sudah tua, sehingga tak jarang mogok saat beroperasi. Kendaraan pengangkut sampah yang ada di Dinas Kebersihan, sekitar 80 persen sudah tidak layak pakai dan harus diganti. Selain kekurangan mobil, Dinas Kebersihan juga masih kekurangan karyawan atau pegawai lapangan. Sehingga, kurangnya armada angkut dan petugas, mengakibatkan sampah yang dihasilkan masyarakat tak bisa terangkut semuanya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Sampah yang dibuang warga di lima kecamatan, yakni Tarogong Kaler, Tarogong Kidul, Garut Kota, Karangpawitan, dan Kecamatan Banyuresmi, sebanyak 1.038 kubik per hari, akan tetapi yang bisa terangkut hanya 292 kubik saja per hari. Karena setiap hari ada yang tidak terangkut, maka muncullah tumpukan di sana-sini. Ke depan masalah sampah akan semakin rumit jika tak segera mendapatkan penanganan serius, apalagi jumlah penduduk terus meningkat. Bahkan sekarang ini, mobil-mobil sampah di Dinas Kebersihan, diberi tugas untuk mengangkut sampah dari Kecamatan Leles dan Kadungora. 
Saat disinggung anggaran dari APBD untuk Dinas Kebersihan, tahun 2012 Dinas Kebersihan mendapatkan kucuran Rp 4 miliar, tetapi semuanya habis untuk BBM, service, pemiliharaan, pengelasan dan lainnya.

Kian banyak penduduk Kota Garut dan sekitarnya kecewa semakin menumpuk dan berserakan sampah di kawasan kotanya.Akibat terbilang sangat minimnya“tempat pembuangan sampah sementara” (TPS). Sehingga banyak warga terpaksa membuang sampah di pinggiran jalan, bahkan di sembarang tempat.
Kesadaran masyarakat Garut dalam menjaga kebersihan terutama terkait masalah sampah masih sangat rendah. Padahal, penanganan sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan juga masyarakat. Dalam hal ini, upaya pemerintah tidak akan ada artinya tanpa dukungan dari masyarakat. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), setiap orang berpotensi memproduksi sampah sebanyak 2 liter setiap hari. Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk di Kab. Garut, volume sampah yang dihasilkan pun terus meningkat. Peningkatan volume sampah ini tidak sebanding dengan tenaga kerja dan fasilitas yang ada.

CPT PLI 74 Magelang Bebas Dari Sampah


Magelang terkenal dengan kota yang bersih dan rapi. Prestasi yang diraih Kota Magelang berupa piala Adipura tahun 2012 merupakan prestasi yang sangat membanggakan. Namun, siapa tahu beberapa tahun lalu Magelang pernh berurusan dengan sampah yang sangat mengganggu mereka. Sampah memang akan menjadi sosok yang menakutkan jika tidak dikelola dengan baik. Untuk melakukan pengelolaan sampah agar menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat, membutuhkan kesadaran semua pihak, baik kebijakan pemerintah daerah yang lebih peduli terhadap sampah maupun kesadaran dari masyarakatnya. Jika kesadaran masyarakat terhadap sampah sangat minim, maka sampah akan selalu menimbulkan permasalahan baru.

Setidaknya di Kota Magelang ini volume pembuangan sampah perharinya terus mengalami kenaikan sejalan dengan terus bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan hidup yang otomatis juga semakin tinggi.Dengan luas hanya 18 kilometer persegi, Kota Magelang memiliki masalah serius dengan sampah. Saat ini, tempat pengelolaan sampah akhir (TPSA) Banyuurip yang ada di Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang sudah penuh. Diperkirakan dalam dua tahun mendatang bakal overload. Karena itu, Dinas Kebersihan Pertamanan dan Tata Kota (DKPTK) Pemkot Magelang berencana meminimalisir sampah sejak hulu. Saat ini, volume pembuangan sampah yang mampu terangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Kota Magelang telah mencapai 300 meter kubik lebih perhari. Sedangkan jumlah sampah yang tidak bisa terangkut ke TPA besarnya mencapai 10 persen dari volume pembuangan sampah. Dengan jumlah sampah sebanyak itu, tentunya akan semakin mengikis ketersediaan lahan di TPA. Bukan tidak mungkin 3-4 tahun lagi ketersediaan lahan untuk sampah di TPA akan penuh sehingga harus dilakukan pengerukan tumpukan sampah agar TPA tetap bisa digunakan lagi. 

Caranya, dengan mereduksi melalui pengadaan bank-bank sampah di setiap RT/ RW. Secara hitungan matematis, dalam dua tahun mendatang sudah overload. Maka, berbagai cara dilakukan untuk meminimalisir kiriman sampah ke TPSA Banyuurip. Salah satunya mereduksi di sektor hulu. Eri melanjutkan, pasokan sampah ke TPSA Banyuurip rata-rata 30 truk setiap hari. Dengan pola reduksi pada hulu, setidaknya sampah yang masuk bisa dikurangi sekitar 10 truk per hari. Upaya penggarapnya dilakukan di setiap RT/RW dengan memaksimalkan bank sampah. Selanjutnya, diserahkan pengepul untuk didaur ulang. Artinya, sampah tidak langsung ditumpuk di TPSA,. Ada pengelolaan di tingkat hulu lebih dulu. Saat ini beberapa kelurahan sudah merealisasikan program ini. Seperti Kelurahan Kramat Utara, Jurangombo Selatan, Rejowinangun Utara, dan Potrobangsan.“Cara mengelola dengan bank sampah dan mengkoordinir pengepul, diperkirakan TPSA Banyuurip masih bertahan hingga lima tahun ke depan,” katanya menghitung.

TPSA Banyuurip sebenarnya masih bisa dimanfaatkan cukup lama. Sebab tumpukan sampahnya masih bisa diratakan, karena ketebalan baru satu meter. Sesuai ketentuan, TPA yang tidak layak adalah sampah yang menumpuk lebih dari delapan meter ketebalannya. Keberadaan TPSA Banyuurip telah menzalimi masyarakat Tegalrejo Kabupaten Magelang. Sudah terbukti secara ilmiah, tiga titik sumur di sekitar TPSA masih bisa dimanfaatkan airnya. Saat ini, tiga titik sumur pantau tersebut airnya masih bisa digunakan. Bahkan , bisa dikonsumsi sebagai air minum dan mencuci petugas di TPSA. keseluruhan lahan seluas delapan hectare terbagi dalam lima zona. Saat ini, hanya tersisa satu zona. Satu zona tersebut bukan hanya dimanfaatkan sebagai pembuangan sampah dari Kota Magelang saja, namun juga dari kabupaten. Seperti kiriman sampah dari Tegalrejo, Mertoyudan, Secang, dan Akmil.

Meski pemerintah sudah berusaha maksimal untuk memanfaatkan TPSA yang ada, tetapi peran masyarakat juga sanagt penting untuk menanggulangi masalah sampah ini. Jika kesadaran masyarakat untuk mendaur ulang sampah bisa terwujud, maka pemerintah akan membantu mempromosikan hasil daur ulang tersebut. Tetapi kesadaran masyarakat untuk mendaur ulang sampah masih sangat rendah, sehingga sampah tetap menjadi sesuatu yang tidak berguna. Ke depan nanti masyarakat bisa mulai memiliki pemikiran untuk memproduksi sampah, sehingga sampah bukan lagi menjadi sesuatu yang dihindari tetapi bisa menjadi sesuatu yang dicari.

CPT PLI 73 Pencemaran di Bantaran Bengawan Solo

Solo merupakan salah satu daerah yang dilaui oleh sungai bengawan solo. Sungai bengawan solo merupakan sungai terpanjang di pulau jawa. ‘’ Bengawan ‘’ dalam bahasa jawa berarti sungai yang sangat besar. Sungai ini memiliki panjang sekitar 548,53 km. Sungai bengawan solo mengalir melawati 2 provinsi yaitu provinsi jawa timur dan jawa tengah.


Hampir seluruh masyarakat yang dilaui oleh sungai bengawan solo memanfaatkannya. Sungai ini memiliki berbagai macam jenis ikan yang dapat di konsumsi oleh masyarakat. Tidak hanya itu, sungai ini juga dimanfaatkan sebagai air minum oleh masyarakat melalui Instalasi Pengolahan Air (IPA). 

Namun kini kondisi air di sungai bengawan solo sungguh sangat memprihatinkan. Air di sungai ini sudah tercemar. Menurut penelitian lembaga swadaya masyarakat Gita pertiwi mengatakan bahwa pencemaran paling banyak di akibatkan oleh limbah rumah tangga yaitu sebesar 80%. 

“Dari peralatan mandi dan mencuci yang digunakan sehari-hari saja sudah cukup banyak yang mengandung bahan kimia seperti sabun, pasta gigi, shampo, detergen, dan lain-lain. Sayangnya, masyarakat tidak tahu atau menyadari bahwa barang-barang tersebut mengandung bahan kimia berbahaya yang bisa mencemari lingkungan,” tukas Nunik. Ia berharap kepada dinas terkait senantiasa mengadakan sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan. 

Lalu di daerah bojonegoro didapati bahwa air di aliran sungai bengawan solo berbuih atau berbusa. Hal ini di perkirakan akibat dari pencemaran berbagai limbah di hulu sungai yang terdapat di jawa tengah. Menurut salah seorang masyarakat kondisi ini baru terjadi hari ini, tetapi kemarin kondisi air di sungai tersebut jernih. 

Berdasarkan hasil penelitian Perum Jasa Tirta I di aliran Sungai Bengawan Solo yang diperoleh Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ngawi, parameter BOD (biochemical oxygen demand ), COD (chemical oxygen demand), dan DO ( dissolved oxygen ) melebihi baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. 

Baik kandungan Klorin bebas, Nitirit, Flourida, Amoniak, Deterjen, Phospat, Minyak/lemak, COD, BOD, DO (oksigen terlarut), Besi, Mangan, Krom Hexavalen, Tembaga dan Seng. Ini berdasarkan baku mutu kualitas air yang diperbolehkan berdasarkan PP Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. 

Pemkab Bojonegoro dengan peralatan yang ada baru-baru ini juga melakukan pemantauan di dua titik lokasi, yakni di Sungai sekitar jembatan Padangan dan jembatan kalikethek, hasilnya sama, ujar Bambang. Dari hasil pemantauan Perum Jasa Tirta I tersebut, di Bojonegoro, Klorin bebas nilai maksimum yang diijinkan kelas I dan II -0,03-0,03 mg/l, kenyataan yang ada mencapai 0,3 mg/l. 

Sebaiknya hal ini menjadi perhatian serius untuk semua kalangan tidak hanya bagi pemerintah yang sudah seharusnya menindak industry yang nakal dengan membuang limbahnya di bantaran sungai bengawan solo, akan tetapi peranan masyarakat juga merupakan hal yang sangat penting untuk mencegah pencamaran yang lebih luas. 

CPT PLI 72 Kondisi Hutan Mangrove di Indramayu


Hutan mangrove atau yang sering kita sebut sebagai hutan bakau merupakan sebuah tanaman yang berada di rawa-rawa berair payau dan biasana berada di bibir garis pantai. Hutan mangrove ini berfungsi sebagai penahan air laut untuk mencegah terjadinya abrasi oleh air laut. Dan mangrove atau bakau ini juga berfungsi sebagai penahan air laut ketika terjadi pasang yang biasanya disebut banjir rob.
Di daerah indramayu banyak terdapat hutan bakau karena letaknya yang berbatasan dengan pantai menjadikan daerah ini sangat membutuhkan adanya hutan mangrove. Kawasan pantai indramayu memiliki panjang sekitar 114 km merupakan aset bagi masyarakat sekitar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi, kondisi saat ini sangat memprihatinkan, banyak pantai yang rusak akibat oleh abrasi. Sekitar 18.000 hektare hutan pantai dalam kondisi kritis. 

Kepala dinas kehutanan dan perkebunan daerah indramayu mengatakan bahwa saat ini kondisi hutan mangrove di indramayu sudah sangat kritis. Beberapa daerah dengan kondisi yang cukup parah berada di kecamatan kandanghaur, krangken, dan cantigi.

Salah satu penyebab kerusakan hutan mangrove adalah karena reklamasi hutan mangrove menjadi usaha pertambakan dan kawasan pemukiman bagi penduduk sekitar. Ternyata hal ini menimbulkan dampak yang sangat besar. Hal ini dapat terlihat saat air laut sedang pasang. Banjir rob sering menerjang kawasan tersebut yang sebagian besar merupakan pemukiman bagi nelayan dan area pertambakan. Banjir juga menimbulkan kerugian materi karena merusak harta benda masyarakat. Ini terjadi karena peranan hutan mangrove sebagai penahan air laut menjadi tidak maksimal sebagai akibat dari kerusakan hutan mangrove tersebut.

Masyarakat berpendapat bahwa menjadikan hutan mangrove sebagai area pertambakan lebih menguntungkan dari segi ekonomi ketimbang memanfaatkan mangrove. Ditambah lagi adanya penelitian bahwa secara alami hutan mangrove tidak menguntungkan ketimbang menkonversinya menjadi area tambak bagi ikan. Oleh karena itu banyak masyarakat menjadikan area hutan mangrove menjadi tambak ikan.

Sebenarnya ada banyak manfaat dari hutan mangrove, tidak hanya sebagai penahan air laut saja. Beberapa fungsi hutan mangrove sendiri yaitu untuk menjaga kestabilan garis pantai agar tidak terjadi abrasi oleh air laut. Menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida. Penghasil bahan pelapukan yang merupakan sumber makanan bagi hewan-hewan invertebrate kecil. Hutan mangrove merupakan habitat bagi berbagai macam hewan. Lalu dari segi ekonomisnya hutan mangrove dapat menghasilkan bahan bakar, seperti kayu bakar, alcohol, dan arang. Kayu hutan mangrove juga dapat dijadikan sebagai papan dan bahan pembuat kertas dan mangrove juga dapat dijadikan sebagai bahan makanan dan obat-obatan.

Oleh karena itu bupati indramayu yang biasa disapa kang yance mengeluarkan perda no. 13 tahun 2002 yaitu mengembangkan program pengembangan kehutanan tentang pemanfaatan lahan tumpangsari dibawah tegakan hutan mangrove. Selain itu mengembangkan penyusunan data pengelolaan hutan mangrove dan penataan daerah pantai. Diharapkan rogram tersebut dapat menyelamatkan hutan mangrove di kawasan indramayu.

CPT PLI 71 Sampah Salah Satu Penyebab Banjir Jakarta

Jakarta adalah ibu kota negara indonesia dimana jakarta sebagai salah satu central atau pusat berjalannya ekonomi yang ada di indonesia. Jakarta mempunyai jumlah penduduk yang sangat banyak dibanding kota-kota besar yang ada diindonesia sekitar 28 juta jiwa yang menempati jakarta  yang hanya memiliki luas wilayah sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²).


Jakarta juga sebagai tujuan utama para pendatang untuk mencari penghasilan dan merubah nasib ekonomi seseorang untuk mencari pekerjaan tidak heran dari tahun-ketahun penduduk jakarta semakin bertambah, tidak hanya pada penduduknya yang sangat banyak yang menyebabkan segala kegiatan yang ada di jakarta bertambah pula, salah satunya hasil dari kegiatan yang rutin tiap hari yaitu sampah, sampah yang merupakah sisa hasil kegiatan manusia merupakan faktor yang sangat krusial yang penyebab banjir yang melanda ibu kota dari tahun ketahun.

pada awal tahun 2013 contohnya jakarta belum lama ini merasakan dampak akibat banjir besar yang setiap 5 tahun mengancam didukung dengan insensitas curah hujan yang cukup tinggi yang menyebabkan volume air bertambah serta diperparah sampah yang menggangu aliran arus air yang menyebabkan meluapnya air ke pemukiman masyarakat hingga ketinggian mencapai ketinggian 3 meter atau lebih, tidak hanya pemukima warga, komplek-komplek perumahan elitpun yang bebas banjir tidak menjamin air menggenangi komplek tersebut istana kepresidenan pun ikut terendam oleh air bah ini, yang menyebabkan terganggunya perekonomian  diajakrta yang dapat merugikan triliunan rupiah tidak hanya infrastuktur yang rusak akibat banjir, rumah-rumah masyarakatpun ikut menjadi sasaran air bah ini, yang lebih mengenaskan bajir tahun 2013 memakan korban jiwa yang begitu banyak.


tata ruang yang kurang baik daerah resapan air yang kurang dan lalainya pemerintah kita terlambat dalam menangani kasus banjir kali ini ‘’sudah terjadi malah pemerintah kita bergerak ’’ tidak dipikirkan dari jauh hari sebelum bencana banjir ini datang, kurangnya rasa tanggung jawab kita juga sebagai masyarakat yang baik malah kita ikut mendukung bencana banjir ini melanda jakarta , seperti membuang sampah sembarangan, membuat pemukiman dipinggiran aliran sungai yang menyebabkan dangkalnya permukaan air sungai serta banyak jalan-jalan yang di betoh sehingga mengganggu meresapnya air kedalam tanah.


untuk itu perlunya penanganan yang terpadu dari berbagai instansi pemerintah terkait memikirkan jalan keluarnya untuk mencegah agar banjir dijakarta tidak terjadi lagi, sehingga masyarakat kitapun tidak taruma rumahnya akan tenggelam setiap kali hujan besar melanda ibukota, langkah yang harus dilakukan adalah seperti penyuluhan terhadap masyarakat ibu kota tentang mencintai lingkungan sekitarseperti tidak membuang sampah sembarangan, memafaatkan limbah sampah menjadi kompos tanaman dan sampah diubah menjadi barang yang bermanfaat yang kemungkinan bisa bernilai jual.




sehingga dapat membatasi volume sampah yang berlebih yang ada dilingkungan sekitar, memperlebar aliran sungai dan membuat tanggul-tanggul dipinggiran sungai sehingga air dapat tertampung dengan optimal, membuat penataan ulang tata ruang kota yang menyediakan banyaknya daerah resapan air yang dapat membatu mencegah banjir yang ada di ibukota, dengan begitu warga ibukotapun tidak dihantui rasa kecemasaan saat musim hujan datang melanda.(Mohamad Ramdani)

CPT PLI 70 Dibalik Seramnya Nusakambangan Cilacap

Cilacap merupakan salah satu kabupaten terluas di provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayahnya sekitar 6,6% dari total wilayah Jawa Tengah. Cilacap berbatasan dengan kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas di utara,Kabupaten kebumen di timur,Samudra Hindia di selatan ,serta Kabupaten Ciamis,kota Banjar dan kabupaten Pangandaran di sebelah Barat.

Di Kabupaten ini juga terdapat pulau tertutup yang merupakan Lembaga pemasyarakatan kelas 1 yaitu Nusa Kambangan.  Pulau Nusakambangan merupakan salah satu kawasan pantai selatan Kabupaten Cilacap yang di pisahkan oleh selat Segara Anakan yang merupakan Laguna yang unik  yang memisahkan dengan daratan Pulau Jawa.


Tidak hanya pantai saja,ternyata di Cilacap ada tempat yang unik yakni Gunung Selok yang merupakan kawasan perbukitan dan hutan seluas lebih dari 100 hektar.untuk mencapai gunung selok tidak bisa menggunakan kendaraan bermotor . selain sungai dan rawa , sempitnya jalan sehingga ke lokasi harus berjalan kaki.di dalamnya terdapat gua yang bernama Gua Naga Raja yang di keramatkan oleh masyarakat setempat.
Gua Naga Raja menjadi tempat yang nyaman bagi ribuan kelelawar . tidak sedikit orang berdatangan yang bertujuan untuk berziarah guna mencari berkah dan keselamatan .gua ini juga yang menjadikan Gunung Selok sebagai gunung keramat .
Namun semua keindahan itu sudah mulai di rusak oleh oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab.salah satu contohnya adalah pembalakan marak terjadi di kawasan Nusakambangan Barat dan Nusakambangan Tengah yang merupakan wilayah konsevasi yang di awasi BKSDA Provinsi Jateng.