Pada dasarnya karet bisa berasal dari alam
yaitu dari getah pohon karet (atau dikenal dengan istilah latex), maupun
produksi manusia (sintetis). Saat pohon karet dilukai, maka getah yang
dihasilkan akan jauh lebih banyak. Sumber utama getah karet adalah pohon karet
Para Hevea Brasiliensis (Euphorbiaceae). Saat ini Asia menjadi sumber karet
alami. Awal mulanya karet hanya hidup di Amerika Selatan, namun sekarang sudah
berhasil dikembangkan di Asia Tenggara. Kehadiran karet di Asia Tenggara berkat jasa dari Henry Wickham.
saat ini, negara-negara Asia menghasilkan 93% produksi karet alam, yang
terbesar adalah Thailand, diikuti oleh Indonesia, dan Malaysia. Karet telah
digunakan sejak lama untuk berbagai macam keperluan antara lain bola karet,
penghapus pensil, baju tahan air, dll.
Pada waktu pendudukan Jepang di Asia Tenggara
dalam perang dunia kedua, persediaan karet alam di negara sekutu menjadi kritis
dan diperkirakan akan habis dalam beberapa bulan. Pemerintah Amerika
mendorong penelitian dan produksi untuk menghasilkan karet sintetik untuk
memenuhi kebutuhan yang mendesak. Usaha besar ini membuahkan hasil dalam waktu
singkat dan terus berkembang sesudah
berakhirnya perang dunia kedua, 1/3 karet yang dikonsumsi dunia adalah karet
sintetik. Karet sintetik cukup mendominasi industri karet, tetapi pemakaian karet alam pun masih sangat
penting saat ini antara lain industri militer dan otomotif. Pada tahun 1983, hampir 4 juta ton karet alam
dikonsumsi oleh dunia, tetapi karet sintetik yang digunakan sudah melebihi 8
juta ton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar