1. Metoda Heitler dan London
Segera
setelah mekanika kuantum dikenalkan, fisikawan Jerman Walter Heitler
(1904-1981) dan fisikawan Jerman/Amerika Fritz London (1900-1954) berhasil
menjelaskan pembentukan molekul hidrogen dengan penyelesaian persamaan
gelombang sistem yang terdiri atas dua atom hidrogen dengan pendekatan.
Sistemnya adalah dua proton dan dua elektron. Mereka menghitung energi sistem
sebagai fungsi jarak antar atom dan mendapatkan bahwa ada lembah dalam yang
berkaitan dengan energi minimum yang diamati dalam percobaan (yakni pada jarak
ikatan) tidak dihasilkan. Mereka mengambil pendekatan lain: mereka menganggap
sistem dengan elektron yang posisinya dipertukarkan, dan menghitung ulang
dengan asumsi bahwa dua sistem harus menyumbang sama pada pembentukan ikatan.
Mereka mendapatkan kemungkinan pembentukan ikatan meningkat, dan hasil yang
sama dengan hasil percobaan diperoleh.
2. Pendekatan ikatan valensi
Marilah kita perhatikan metoda Heitler dan London
dengan detail. Bila dua atom hidrogen dalam keadaan dasar pada jarak tak hingga
satu sama lain, fungsi gelombang sistemnya adalah 1s1(1)1s2(2)
(yang berkaitan dengan keadaan dengan elektron 1 berkaitan dengan proton 1 dan
elektron 2 berhubungan dengan proton 2 sebagaimana diperlihtakna di gambar 3.5(a)
(atau 1s1(2)1s2(1) yang berkaitan dengan keadaan dimana
elektron 2 terikat di proton 1 dan elektron 1 berikatan dengan proton 2
sebagaimana diperlihatkan gambar 3.5(b)). Bila dua proton mendekat, menjadi
sukar untuk membedakan dua proton. Dalam kasus ini, sistemnya dapat didekati
dengan mudah kombinasi linear dua fungsi gelombang. Metoda
yang dipaparkan di atas disebut dengan metoda ikatan valensi (valence-bond/VB).
3. Pendekatan orbital molekul
Metoda VB dikembangkan lebih lanjut oleh ilmuwan
Amerika termasuk John Clarke Slater (1900-1978) dan Linus Carl Pauling
(1901-1994). Namun, kini metoda orbital molekul (molecular orbital, MO) jauh
lebih populer. Konsep dasar metoda MO dapat dijelaskan dengan mudah dengan
mempelajari molekul tersederhana, ion molekul H2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar