Minggu, 30 September 2012
Selasa, 25 September 2012
Jurnal 4 Pengaruh Medan Magnet Terhadap Proses Presipitasi CaCO3 dalam Air Sadah
Penulis : Nelson Saksono
Pembentukan kerak pada dinding pipa dan unit-unit operasi akibat kesadahan air yang tinggi merupakan masalah serius yang sering dijumpai di dalam industri. Deposit kerak tersebut tersusun dari senyawa-senyawa yang kelarutannya rendah, seperti kalsium karbonat (CaCO3). Metode magnetisasi ini prosesnya sederhana dan tidak mengubah sifat-sifat kimia air .
Campuran larutan Na2CO3 dan CaCl2 digunakan sebagai model air sadah sintetik guna mengamati pengaruh medan magnet terhadap pembentukan partikel CaCO3 dalam air sadah. Larutan sampel direaksikan dengan air demin (resistivity ∼ 18 MΩ) untuk menghasilkannlarutan Na2CO3 dengan konsentrasi 0,005 M, 0,010 M, 0,015 M, dan 0,020 M. Demikian juga untuk larutanCaCl2. Kuat medan magnet induksi sebesar 5200, 4000, dan 2000 Gauss.
Variabel proses meliputi waktu magnetisasi, kuat medan, dan konsentrasi larutan, sementara parameter yang akan diamati adalah jumlah deposit CaCO3, jumlah presipitasi total CaCO3, dan morfologi deposit CaCO3. Perbandingan parameter pengamatan dilakukan terhadap sampel yang dimagnetisasi dan sampel non-magnetisasi. Hasil percobaan menunjukkan adanya peningkatan laju pembentukan deposit dan presipitasi total CaCO3 pada sampel yang dimagnetisasi dibanding sampel non-magnetisasi. Peningkatan konsentrasi sampel larutan juga meningkatkan persentase kenaikan deposit yang terbentuk dengan adanya pengaruh medan magnet. Hasil foto mikroskop menunjukkan jumlah partikel CaCO3 yang terbentuk pada sampel yang dimagnetisasi lebih banyak dan ukuran partikelnya lebih kecil dan disertai adanya pembentukan agregat. Hasil uji XRD menunjukkan hanya kristal kalsit yang dominan. Namun demikian, terlihat adanya penurunan intensitas puncak kalsit yang cukup signifikan pada sampel yang dimagnetisasi yang menunjukkan adanya penurunan jumlah kristal kalsit dan peningkatan jumlah amorf pada deposit CaCO3 yang terbentuk. Proses magnetisasi air untuk pencegahan kerak ini membutuhkan perlakukan lanjut setelah air dimagnetisasi, yaitu proses separasi dengan pengendapan dan filtrasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses magnetisasi air sadah mendorong terjadinya penurunan ion Ca2+ dalam larutan akibat adanya peningkatan proses presipitasi total CaCO3.
Penelitian ini membuktikan adanya peningkatan laju presipitasi CaCO3 yang sebanding dengan intensitas kuat medan magnet. Terjadi peningkatan persentase kenaikan deposit dengan bertambahnya kesadahan akibat pengaruh medan magnet. Medan magnet menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah partikel dan penurunan ukuran partikel CaCO3 serta terbentuknya fase agregat. Kristal deposit yang terbentuk didominasi struktur kalsit dan medan magnet mendorong terbentuknya fase amorf. Adanya peningkatan presipitasi total dan pembentukan struktur amorf pada partikel CaCO3 akibat medan magnet menunjukkan proses ini layak diaplikasikan untuk pengolahan air sadah.
Catatan Presentasi Teman 11 Stoikiometri
1. Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung
hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia).
2. Stoikiometri didasarkan pada hukum-hukum
dasar kimia, yaitu hukum kekekalan massa, hukum
perbandingan tetap, dan hukum
perbandingan berganda.
Catatan Presentasi Teman 10 Struktur Senyawa Karbon
1. Senyawa karbon banyak
terdapat di alam, baik yang berasal dari makhluk hidup, benda mati, maupun yang
dihasilkan secara sintesis dilaboratorium atau industri.
2. Atom karbon juga dapat
membentuk molekul bersama atom dari unsur lainnya, seperti hidrogen, oksigen,
dan halogen.
Catatan Presentasi Teman 9 Penemuan Elektron
1. Elektron
ditemukan dengan menggunakan tabung Crookes.
2. Apabila
tabung dihubungkan dengan sumber arus searah tegangan tinggi maka dari katoda
akan keluar seberkas sinar yang bergerak lurus menuju anoda. Sinar ini disebut
sinar katoda.
3. Sinar
katoda termasuk materi karena mampu memutar baling – balin.
4. Sinar
katoda bergerak membelok menjauhi kutub negatif dan mendekati kutub positif
dari medan listrik membuktikan bahwa sinar katoda bermuatan negatif.
5.
Thomson
berkesimpulan bahwa materi sinar katoda ini tergantung di dalam setiap atom
seluruh unsure. Sinar katoda ini diberi nama elektron.
Catatan Presentasi Teman 8 Kelahiran Mekanika Kuantum
1. Di paruh
pertama abad 20, mulai diketahui bahwa gelombang elektromagnetik, yang
sebelumnya dianggap gelombang murni, berperilaku seperti partikel (foton).
2. Fisikawan
Jerman Werner Karl Heisenberg (1901-1976) menyatakan tidak mungkin menentukan
secara akurat posisi dan momentum secara simultan partikel yang sangat kecil
semacam elektron. Untuk mengamati partikel, seseorang harus meradiasi partikel
dengan cahaya.
3. Tumbukan
antara partikel dengan foton akan mengubah posisi dan momentum partikel.
4. Perkiraan
ketidakpastian kecepatannya hampir setengah kecepatan cahaya (2,998 x108 m s-1)
mengindikasikan bahwa jelas tidak mungkin menentukan dengan tepat posisi
elektron. Jadi menggambarkan orbit melingkar untuk elektron jelas tidak mungkin.
5.
Dalam mekanika kuantum, keadaan sistem
dideskripsikan dengan fungsi gelombang. Schrödinger mendasarkan teorinya pada
ide bahwa energi total sistem
Catatan Presentasi Teman 7 Ikatan Kimia
1. Untuk
mencapai struktur konfigurasi elektron gas mulia atau struktur octet pada kulit
terluar, atom – atom dapat melakukan dengan beberapa cara, bergantung pada
sifat – sifat atom yang terlihat.
2. Cara
atom memcapai struktur octet yaitu cara transfer elektron, cara pemakaian
bersama pasangan elektron, cara pemakaian bersama pasangan dimana elektronnya
diperoleh dari salah satu atom.
3.
Ikatan kimia terbagi menjadi 5 yaitu
ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinat, ikatan logam dan ikatan
hidrogen.
Catatan Presentasi Teman 6 Sejarah Lahirnya Kimia
Kimia modern dimulai oleh kimiawan Perancis Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794). Ia menemukan hukum kekekalan massa dalam reaksi kimia, dan mengungkap peran oksigen dalam pembakaran. Berdasarkan prinsip ini, kimia maju di arah yang benar. Kimia merupakan ilmu pengetahuan yang relatif mudah bila dibandingkan dengan fisika dan matematika, keduanya telah berkembang beberapa ribu tahun.
Berdasarkan hal-hal ini dan sifat kimia modern yang terorganisir baik dan sistematik metodologinya, akar sebenarnya kimia modern mungkin dapat ditemui di filosofi Yunani kuno. Abad ke-19, kimiawan Inggris John Dalton (1766-1844) melahirkan ulang teori atom Yunani kuno. Tidak sampai awal abad 20 teori atom, akhirnya dibuktikan sebagai fakta, bukan hanya hipotesis. Hal ini dicapai dengan percobaan yang terampil oleh kimiawan Perancis Jean Baptiste Perrin (1870-1942). Jadi, perlu waktu yang cukup panjang untuk menetapkan dasar kimia modern.
Catatan Presentasi Teman 5 Struktur Senyawa Anorganik
1. Senyawa
anorganik adalah senyawa pada alam yang umumnya menyusun material / benda tak
hidup.
2.
Sifat
senyawa anorganik dibedakan menjadi 3 yaitu basa, asam, garam / netral.
3.
Basa
dapat menghasilkan ion logam/gugus lain
yang bermuatan positif serta gugus hidroksil (OH-) yang bermuatan negatif
(contoh : NaOH).
4.
Asam
dapat menghasilkan ion H+
dan ion sisa asam yang bermuatan negatif (contoh : HCl, H2SO4).
5.
Garam
/ netral terbentuk dari asam bila semua
atom H diganti dengan logam (contoh : NaCl), terbentuk dari basa bila semua
gugus OH diganti dengan sisa asam (contoh : KNO3).
Catatan Presentasi Teman 4 Komponen - Komponen Materi
1. Atom adalah komponen terkecil unsur yang tidak akan mengalami
perubahan dalam reaksi Kimia. Semua atom terdiri atas komponen yang sama,
sebuah inti dan elektron. Diameter inti sekitar 10–15-10–14 m, yakni sekitar 1/10 000 besarnya atom.
2. Banyak unsur yang ada alami di alam memiliki isotop-isotop.
Beberapa memiliki lebih dari dua isotop. Sifat kimia isotop sangat mirip, hanya
nomor massanya yang berbeda.
3. Komponen independen netral terkecil materi disebut molekul.
4.
Atom atau kelompok atom
yang memiliki muatan listrik disebut ion. Kation adalah ion yang memiliki
muatan positif, anion memiliki muatan negatif.
Catatan Presentasi Teman 3 Teori Kuantum Klasik
1. Bila gas
ada dalam tabung vakum, dan diberi beda potensial tinggi, gas akan terlucuti
dan memancarkan cahaya. Pemisahan cahaya yang dihasilkan dengan prisma akan
menghasilkan garisspektra garis diskontinyu. Karena panjang gelombang cahaya
khas bagi atom, spektrum ini disebut dengan spektrum atom.
2.
Salah satu teori bohr adalah elektron dalam atom diizinkan pada keadaan stasioner
tertentu. Setiap keadaan stasioner berkaitan dengan energi tertentu.
3. Menurut
teori Bohr, energi radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atom berkaitan
dengan perbedaan energi dua keadaan stationer. Ini mengindikasikan bahwa
teori Bohr dapat secara tepat memprediksi spektra atom hidrogen.
4.
Nilai Z setiap unsur berdekatan akan
meningkat satu dari satu unsur ke unsur berikutnya. Moseley dengan benar
menginterpretasikan nilai Z berkaitan dengan muatan yang dimiliki inti. Z tidak
lain adalah nomor atom.
Catatan Presentasi Teman 2 Model atom
1. Atom memiliki ukuran yang sangat kecil
yaitu d = 30 - 150 pm
2. Menurut Thomson, sebuah atom terdiri dari
sebuah bola yang bermuatan positif dan elektron yang tersebar merata di dalam
isi bola.
3. Penemuan inti atom dilakukan pada tahun
1886 dengan melubangi tabung Crookes sehingga dapat ditemukan proton dan
neutron yang berada di inti atom.
Catatan Presentasi Teman 1 Latihan Struktur Atom
Senin, 24 September 2012
Jurnal 3 Reaksi Adisi Metanol Terhadap β-Kariofilena Dengan Katalis AICl3
Telah dilakukan reaksi adisi metanol
terhadap β-kariofilena dengan menggunakan katalis asam lewis AICl3. Hasil yang diharapkan dari reaksi ini adalah
diperoleh senyawa β -kariofilena yaitu β
-kariofilena metil eter yang hermanfaat dalam industri ohat dan parfirm. Reaksi
adisi metanol terhadap β -kariofilena dilakukan pada variasi suhu 27°C, 5°C dan
62.5°C serta variasi waktu refluks
selama 2 jam, 4 jam dan 6 jam.
Produk dominan yang dihasilkan dari
reaksi ini bempa
senyawa kariofilena metil eter.
Hasil analisis dengan kromatografi gas menunjukkan bahwa produk
kariofilena metil eter terbanyak pada suhu 62,5°C dalam waktu 6 jam yaitu
sebesar 25,22%. Produk samping yang menarik untuk dianalisis adalah produk
berupa kariofilena alkohol. Hasil
kromatografi kolom yang diikuti analisis dengan kromatrografi gas dan spektrofotometer IR diperoleh dua produk kariofilena alkohol yang berbentuk cairan berwarna kuning bening
dan kristal berbentuk jarum yang berwarna putih. Struktur kariofilena alkohol belum
dapat ditentukan karena keterbatasan data-data yang ada.
Oleh : Triana, Fajar, Ali
Bab IV Sifat Cairan
1)
Tekanan
Uap
Tekanan gas, yakni, tekanan uap cairan
ketika kesetimbangan uap-cair dicapai, ditentukan hanya oleh suhunya. Baik
jumlah cairan maupun volume di atas cairan tidak mempunyai akibat asal
cairannya masih ada. Dengan kata lain, tekanan uap cairan dalam ruang
ditentukan oleh jenis cairan dan suhunya. Tekanan uap cairan meningkat dengan
meningkatnya suhu. Pola peningkatannya khas untuk cairan tertentu. Dengan
meningkatnya suhu, rasio molekul yang memiliki energi yang cukup untuk
mengatasi interaksi antarmolekul akan meningkat.
2)
Titik
Didih
Wujud
saat gelembung terbentuk dengan giat disebut dengan mendidih, dan temperatur saat mendidih ini
disebut dengan titik
didih. Titik didih pada tekanan atmosfer 1 atm
disebut dengan titik
didih normal. Titik didih dan perubahannya dengan tekanan
bersifat khas untuk tiap senyawa. Jadi titik didih adalah salah satu sarana
untuk mengidentifikasi zat. Identifikasi zat kini dilakukan sebagian besar
dengan bantuan metoda spektroskopi, tetapi data titik didh diperlukan untuk
melaporkan cairan baru. Titik didih ditentukan oleh massa molekul dan kepolaran
molekul. Di antara molekul dengan jenis gugus fungsional polar yang sama,
semakin besar massa molekulnya, semakin tinggi titik didihnya.
3)
Titik
Beku
Bila temperatur cairan diturunkan, energi
kinetik molekul juga akan menurun, dan tekanan uapnya pun juga akan menurun.
Ketika temperatur menurun sampau titik tertentu, gaya antarmolekulnya menjadi
dominan, dan gerak translasi randomnya akan menjadi lebih perlahan. Sebagai
akibatnya, viskositas cairan menjadi semakin bertambah besar. Pada tahap ini,
kadang molekul akan mengadopsi susunan geometri reguler yang disebut dengan
keadaan padatan kristalin. Umumnya titik beku sama dengan titik leleh, yakni
suhu saat bahan berubah dari keadaan padat ke keadaan cair.
Bab IV Karakteristik Cairan
Gas dapat dicairkan dengan mendinginkan pada
tekanan tertentu. Ketika suhunya diturunkan, energi kinetik molekul gas akan
menurun, dan akan menjadi sebanding dengan gaya tarik antarmolekulnya. Akhirnya
jarak antarmolekul menurun sampai titik gas berubah menjadi cairan. Cairan
memiliki volume tetap pada temperatur tetap tetapi cairan tidak memiliki bentuk
yang tetap. Dalam hal ini, cairan mirip gas. Namun, kalau diperhatikan jarak
antarmolekulnya, terdapat perbedaan besar antara cairan dan gas.
Volume gas dapat ditekan sementara volume
cairan hampir tidak dapat ditekan sebab jarak antarmolekul jauh lebih pendek.
Dalam padatan, setiap molekul cenderung menempati posisi tertentu. Bila susunan
molekul dalam padatan teratur, padatan disebut padatan kristalin. Bila tekanan
diberikan pada kristal, pengaruh tekanan pada padatan lebih kecil dibandingkan
pengaruhnya pada cairan. Bila cairan meleleh, dalam banyak kasus volumenya
meningkat sekitar 10%. Hal ini berkaitan dengan perbedaan dalam pengepakan
molekul dalam cairan dan padatan. Singkatnya, cairan lebih dekat dengan padat
dibandingkan dengan gas.
Bab IV Teori Kinetik Molekuler Gas
Poin penting dari teori ini adalah asal
muasal tekanan gas adalah gerakan molekul gas. Jadi teori ini disebut dengan teori
kinetik molekular gas.
Asumsi teori kinetik molekular:
1. Gas terdiri atas molekul-molekul yang bergerak random.
2. Tidak terdapat tarikan maupun tolakan antar molekul
gas.
3. Tumbukan antar molekul adalah tumbukan elastik
sempurna, yakni tidak ada energi kinetic yang hilang.
4. Bila dibandingkan dengan volume yang ditempati gas,
volume real molekul gas dapat diabaikan.
Berdasatkan asumsi-asumsi
ini diturunkan persamaan berikut untuk sistem yang terdiri atas n molekul
dengan massa m.
PV = nmu2/3
Bab IV Gas Ideal dan Gas Nyata
1)
Persamaan
Van Der Walls
Fisikawan
Belanda Johannes Diderik van der Waals (1837-1923) mengusulkan persamaan
keadaan gas nyata, yang dinyatakan sebagai persamaan keadaan van der Waals atau persamaan van der Waals. Ia
memodifikasi persamaan gas ideal dengan cara sebagai berikut: dengan
menambahkan koreksi pada P untuk mengkompensasi interaksi antarmolekul;
mengurango dari suku V yang menjelaskan volume real molekul gas. Sehingga
didapat:
[P + (n2a/V2)] (V – nb) = nRT (6.12)
a dan b adalah nilai yang ditentukan secara
eksperimen untuk setiap gas dan disebut dengan tetapan van der Waals.
Semakin kecil nilai a dan b menunjukkan bahwa perilaku gas semakin mendekati
perilaku gas ideal. Besarnya nilai tetapan ini juga berhbungan denagn kemudahan
gas tersebut dicairkan.
2)
Temperatur
dan Tekanan Kritis
Gas yang tidak dapat dicairkan berapa besar
tekanan diberikan bila gas berada di atas temperatur tertentu yang disebut temperatur
kritis. Tekanan yang diperlukan
untuk mencairkan gas pada temperatur kritis disebut dengan tekanan
kritis, dan wujud materi pada
temperatur dan tekanan kritis disebut dengan keadaan
kritis.
3)
Pencairan
Gas
Pencairan
oksigen atau nitrogen dengan pendinginan pada tekanan tidak berhasil dilakukan.
Gas semacam ini dianggap sebagai “gas
permanen” yang tidak pernah dapat dicairkan. Baru
kemudian ditemukan adanya tekanan dan temperatur kritis. Hal ini berarti bahwa
seharusnya tidak ada gas permanen. Beberapa gas mudah dicairkan sementara yang
lain tidak.
Bab IV Hukum Gas Ideal
A.
Sifat
Gas
Dari berbagai sifat gas,
yang paling penting adalah tekanan gas. Misalkan suatu cairan memenuhi wadah.
Bila cairan didinginkan dan volumenya berkurang, cairan itu tidak akan memenuhi
wadah lagi. Namun, gas selalu akan memenuhi ruang tidak peduli berapapun
suhunya. Yang akan berubah adalah tekanannya. Alat yang digunakan untuk
mengukur tekanan gas adalah manometer. Prototipe alat pengukur tekanan atmosfer, barometer, diciptakan oleh Torricelli.
B.
Volume
dan Tekanan
Fakta bahwa volume gas berubah bila
tekanannya berubah telah diamati sejak abad 17 oleh Torricelli dan filsuf
/saintis Perancis Blase Pascal (1623-1662). Boyle mengamati bahwa dengan
mengenakan tekanan dengan sejumlah volume tertentu merkuri, volume gas, yang
terjebak dalam tabung delas yang tertutup di salah satu ujungnya, akan
berkurang. Setelah ia melakukan banyak percobaan, Boyle
mengusulkan persamaan (6.1) untuk menggambarkan hubungan antara volume V dan
tekanan P gas. Hubungan ini disebut dengan hukum Boyle.
PV =
k (suatu tetapan) (6.1)
C. Volume dan Temperatur
Pada tekanan tetap, volume gas akan meningkat
bila temperaturnya dinaikkan. Hubungan ini disebut dengan hukum Charles,
walaupun datanya sebenarnya tidak kuantitatif. Gay-Lussac lah yang kemudian
memplotkan volume gas terhadap temperatur dan mendapatkan garis lurus (Gambar
6.2). Karena alasan ini hukum Charles sering dinamakan hukum
Gay-Lussac.
D. Persamaan Gas Ideal
Tiga hukum Gas
Hukum Boyle: V = a/P (pada
T, n tetap)
Hukum Charles: V = b.T (pada P, n tetap)
Hukum Avogadro: V = c.n (pada T, P tetap)
Hukum Charles: V = b.T (pada P, n tetap)
Hukum Avogadro: V = c.n (pada T, P tetap)
Jadi, V sebanding dengan T
dan n, dan berbanding terbalik pada P. Hubungan ini dapat digabungkan menjadi
satu persamaan:
V =
RTn/P atau PV = nRT
R adalah tetapan baru.
Persamaan di atas disebut dengan persamaan
keadaan gas ideal atau
lebih sederhana persamaan
gas ideal.
E. Hukum Tekanan Parsial
Anggap satu campuran dua
jenis gas A (nA mol)
dan B (nB mol)
memiliki volume V pada temperatur T. Persamaan berikut dapat diberikan untuk
masing-masing gas.
pA = nART/V
pB = nBRT/V
pA dan pB disebut
dengan tekanan parsial gas A dan gas B. Tekanan
parsial adalah
tekanan yang akan diberikan oleh gas tertentu dalam campuran seandainya gas
tersebut sepenuhnya mengisi wadah. Dalton meyatakan hukum tekanan parsial yang menyatakan tekanan total P gas sama dengan jumlah tekanan
parsial kedua gas. Jadi,
P = pA + pB = (nA + nB)RT/V
Langganan:
Postingan (Atom)