Welcome To My Blog :)

Senin, 29 Oktober 2012

Catatan Presentasi Teman 20 Larutan

1. Larutan adalah fasa cair yang berupa sistem 2 multi komponen.
2. Larutan terdiri atas cairan yang melarutkan (pelarut) dan zat yang larut di dalamnya (zat terlarut)
3. Jika pelarutnya berbentuk padat/gas disebut sistem dispersi.
4. Dalam sistem dispersi, zat pelarut disebut medium pendispersi.
5. Konsentrasi larutan terdiri dari %, M, mol.

Netralisasi









Natural Soap With Stick












Kamis, 25 Oktober 2012

Jurnal 5 Analisis Spektrofotometri Infra Merah dan Kromatografi Gas - Spektrofotometri Massa Kandungan Senyawa Non Polar Ekstrak Biji Kakao Fermentasi


Pengarang : Soerya Dewi, Desi Suci

Telah dilakukan isolasi dan identifikasi komponen - komponen biji kakao hasil fermentasi. Isolasi senyawa non polar dilakukan dengan metode ekstraksi soxlet. Ekstraksi dilakukan selama 5 jam menggunakan pelarut petroleum eter. Komponen - komponen yang  telah diisolasi dianalisis dan diidentifikasi menggunakan spektrofotometri infra merah dan kromatografi gas-spektrofotometri massa. Ditemukan 5 komponen utama dalam ekstrak biji kakao fermentasi menggunakan petroleum eter. Senyawa - senyawa tersebut adalah metil palmitat, metil linoleat, metil oleat, metil stearat dan hepta dekanoat.

Senin, 15 Oktober 2012

Bab VIII Awal Mula Penentuan Unsur


Harus diakui bahwa sampai paruh akhir abad ke-20, kimiawan tidak dibekali dengan alat yang cukup untuk mengataso kesukaran ini. Beberapa kimiawan mengusulkan struktur yang tidak tepat bahkan untuk beberapa tahun. Sebelum dikenalkan teknik spektroskopi, yakni sampai paruh pertama abad 20, penentuan struktur senyawa organik didasarkan atas perbandingan dengan senyawa yang strukturnya telah diketahui. Bila semua sifat fisik dan kimia senyawa identik dengan senyawa yang telah dideskripsikan di literatur, dapat disimpulkan bahwa senyawa yang sedang dipelajari identik dengan senyawa yang strukturnya telah diketahui. Metoda penentuan struktur berubah drastis pada pertengahan abad 20. Metoda tradisional, walaupun sederhana, sangat memakan waktu dan sukar dalam praktek: jadi, pertama struktur senyawa yang baru disintesis diasumsikan, dan kemudian suatu rute tertentu didesain untuk mengubah senyawa ini menjadi senyawa yang telah diketahui. Pengubahan itu mungkin memerlukan beberapa tahap. 


Kini penentuan struktur terutama dilakukan dengan metoda spektroskopik dan difraksi. Di bab ini, pertama akan dibahas metoda penentuan struktur yang tersedia sebelum zaman modern, baru setelah itu teknik modern didiskusikan. Harus ditambahkan kini tersedia banyak metoda untuk menentukan struktur. Misalnya, perhitungan kimia kuantum mungkin juga merupakan sumber informasi yang bermanfaat. 

Bab VIII Kromatografi


Kromatografi adalah teknik pemisahan fisik suatu campuran zat-zat kimia yang berdasar pada perbedaan migrasi dari masing-masing komponen campuran yang terpisah pada fase diam di bawah pengaruh pergerakan fase gerak. Pertama kali diperkenalkan oleh W. Ramsey pada tahun 1905. Istilah kromatografi (artinya penulisan warna) pertama kali diberikan oleh Mikhail Semenovic Tswett pada tahun 1908. KLT diperkenalkan oleh Izamailov dan Shraiber pada tahun 1938. Kromatografi dengan asas adsorpsi, memakai fase diam padat dan fase gerak cair atau gas. Kromatografi dengan asas partisi, memakai fase diam cair dan fase gerak cair. Kromatografi dengan asas fitrasi, memakai fase diam padat yang mempunyai sifat fitrasi dan fase gerak cairan. Kromatografi dengan asas suhu kritik, memakai CO2 dalam keadaan superkritik.


Bab VIII Analisis Unsur


Ambil contoh senyawa organik. Sampai pertengahan abad 20, kriteria kemurnian senyawa organik didasarkan atas beberapa percobaan: analisis unsur dan pengukuran sifat fisik seperti titik leleh dan titik didih. Hasil analisis unsur harus sama dengan nilai hasil perhitungan berdasarkan rumus molekul, dan konstanta fisik harus juaga sama dengan nilai yang dilaporkan di literatur (kriteria ini hanya dapat digunakan untuk senyawa yang telah diketahui).
Analisis unsur senyawa organik dilakukan dengan cara sebagai berikut. Sejumlah massa tertentu sampel dibakar dan karbon dioksida dan air yang dihasilkan dijebak dengan absorben yang tepat, dan peningkatan massa absorben kemudian ditentukan. Peningkatan massa absorben diakibatkan oleh karbon dioksida dan air yang diserap. Dari nilai ini jumlah karbon dan hidrogen dalam sampel dapat ditentukan. Metoda pembakaran telah dikenal sejak dulu. Metoda ini telah digunakan oleh Lavoisieur dan secara signifikan disempurnakan oleh Liebig. Metoda modern untuk menentukan jumlah karbon dioksida dan air adalah dengan kromatografi gas bukan dengan metoda penimbangan. Namun, prinsipnya tidak berubah sama sekali.
Harus dinyatakan bahwa kemungkinan percobaan mempengaruhi hasil tidak terhindarkan. Pekerjaan menimbang tidak dapat bebas kesalahan (termasuk ketidakakuratan neracanya).Menjebak karbon dioksida dan air juga merupakan prosedur yang sukar. Kontaminasi oleh karbon dioksida dan air dari udara merupakan sumber kesalahan juga. Mempertimbangkan semua hal ini, biasanya bila perbedaan antara hasil percobaan dan teori kurang dari 0,3%, maka perbedaan itu dapat diterima. Ini merupakan contoh yang baik untuk definisi praktis kemurnian.

Bab VIII Material Murni dan Campuran


Suatu zat murni:
  • tidak dapat dipisahkan menjadi 2 atau lebih zat dengan cara fisik atau mekanis
  • adalah homogen yaitu,, memiliki komposisi seragam di seluruh seluruh sampel
  • propertinya adalah konstan sepanjang seluruh sampel
  • sifat tidak bergantung pada bagaimana hal itu diolah atau dimurnikan
  • memiliki komposisi kimia konstan
campuran :
  • dapat dipisahkan menjadi 2 atau lebih zat dengan cara fisik atau mekanis
  • menampilkan properti dari zat murni mengada-ada
  • komposisinya dapat bervariasi dengan mengubah proporsi zat murni mengada-ada
  • zat heterogen, yang dengan komposisi non-seragam di seluruh sampel, selalu campuran
Zat Murni
unsur dan senyawa keduanya adalah contoh zat murni.
zat murni tidak dapat dipisahkan menjadi zat sederhana dengan cara fisik atau mekanis seperti pengayakan, penyaringan, distilasi kristalisasi,, dll
misalnya, penyulingan air murni (H 2 O) tidak memisahkan air menjadi hidrogen dan oksigen, hanya menghasilkan uap air.zat Murni menampilkan lebur yang tajam dan titik didih.
Campuran
campuran Homogen tidak menampilkan titik lebur yang tajam, mereka mencair rentang suhu.
Ketajaman titik lebur sering digunakan untuk menentukan apakah suatu zat murni atau kotor (campuran).
Campuran dapat dipisahkan ke dalam zat murni membuat mereka dengan cara fisik atau mekanis karena setiap bahan murni mempertahankan sifat sendiri.

Rabu, 10 Oktober 2012

Bab VII Elektrolisis

a. Sel dan Elektrolisis
Dalam sel, reaksi oksidasi reduksi berlangsung dengan spontan, dan energi kimia yang menyertai reaksi kimia diubah menjadi energi listrik. Bila potensial diberikan pada sel dalam arah kebalikan dengan arah potensial sel, reaksi sel yang berkaitan dengan negatif potensial sel akan diinduksi. Dengan kata lain, reaksi yang tidak berlangsung spontan kini diinduksi dengan energi listrik. Proses ini disebut elektrolisis. Pengecasan baterai timbal adalah contoh elektrolisis.

b. Hukum Elektrolisis Faraday

  1. Jumlah zat yang dihasilkan di elektroda sebanding dengan jumlah arus listrik yang melalui sel.
  2. Bila sejumlah tertentu arus listrik melalui sel, jumlah mol zat yang berubah di elektroda adalah konstan tidak bergantung jenis zat. Misalnya, kuantitas listrik yang diperlukan untuk mengendapkan 1 mol logam monovalen adalah 96 485 C(Coulomb) tidak bergantung pada jenis logamnya.
c. Elektrolisis Penting di Industri
Elektrolisis yang pertama dicoba adalah elektrolisis air (1800). Davy segera mengikuti dan dengan sukses mengisolasi logam alkali dan alkali tanah. Bahkan hingga kini elektrolisis digunakan untuk menghasilkan berbagai logam. Elektrolisis khususnya bermanfaat untuk produksi logam dengan kecenderungan ionisasi tinggi (misalnya aluminum). Produksi aluminum di industri dengan elektrolisis dicapai tahun 1886 secara independen oleh penemu Amerika Charles Martin Hall (1863-1914) dan penemu Perancis Paul Louis Toussaint Héroult (1863-1914) pada waktu yang sama. Sukses elektrolisis ini karena penggunaan lelehan Na3AlF6 sebagai pelarut bijih (aluminum oksida; alumina Al2O3)

Bab VII Sistem Organik


Dibandingkan dengan sintesis senyawa anorganik, sintesis senyawa organik jauh lebih sukar. Kelahiran kimia organik dinisbahkan pada sintesis urea CO(NH2)2 (suatu senyawa organik umum) dengan memanaskan amonium sianat (senyawa anorganik), pertama dilakukan oleh kimiawan Friedrich Wöhler (1800-1882). Hanya akhir-akhir ini saja desain dan sintesis senyawa yang diinginkan mungkin dilakukan.
Reaksi yang digunakan dalam sintesis organik dapat digolongkan menjadi dua golongan;
1.      pembentukan ikatan karbon-karbon
2.      pengubahan gugus fungsi
Bagi bidang sintesis organik pembentukan ikatan C-C dan pengubahan gugus fungsi seperti roda kendaraan. Tidak pantas menanyakan mana yang lebih penting. Berbagai reaksi pembentukan ikatan C-C telah dilaporkan. Berdasarkan gaya dorong reaksinya, reaksi ini dapat digolongkan atas tiga jenis, kondensasi aldol, reaksi Grignard dan reaksi Diels-Alder. Di sini dua yang terakhir yang akan dibahas.

a. Reaksi Grignard

Reaksi Grignard ditemukan oleh kimiawan Perancis Auguste Victor Grignard (1871-1935) di tahun 1901. Tahap awal reaksi adalah reaksi pembentukan metilmagnesium iodida, reagen Grignard, dari reaksi antara alkil halida (metil iodida dalam contoh di bawah ini) dan magnesium dalam dietil eter kering.
CH3I + Mg –> CH3MgI
Reaksi Grignard adalah contoh reaksi senyawa oragnologam. Karena berbagai jenis aldehida dan keton mudah didapat, berbagai senyawa organik dapat disintesis dengan bantuan reaksi Grignard.

b. Reaksi Diels-Alder

Gaya dorong reaksi Grignard adalah tarik-menarik antara dua muatan listrik yang berbeda antara dua atom karbon. Reaksi semacam ini disebut dengan reaksi ionik atau reaksi polar. Ada pula jenis lain reaksi organik. Salah satunya adalah reaksi radikal, yang gaya dorongnya adalah radikal reaktif yang dihasilkan dalam reaksi. Bila dihasilkan radikal fenil, radikal ini akan menyerang molekul benzene akan menghasilkan bifenil.
C6H5 + C6H–> C6H5- C6H5 + H
Sebagian besar reaksi organik diklasifikasikan dalam reaksi ionik dan reaksi radikal. Di pertengahan pertama abad 20, kemudian muncul, golongan lain reaksi yang tidak dapat dimasukkan dalam dua golongan tadi. Salah satu yang khas adalah reaksi Diels-Alder yang ditemukan di tahun 1928 oleh dua kimiawan Jerman Paul Hermann Diels (1876-1954) dan Kurt Alder (1902-1958).

c. Sintesis asime trik

Sebagaimana telah dibahas di Bab 4, banyak senyawa organik alami, semacam asam amino, gula dan steroid, memiliki atom karbon asimetrik. Kuinin, yang dikenalkan di bab ini juga mengandung atom karbon asimetrik. Atom karbon asimetrik memainkan peran dalam aktivitas fisiologis semua senyawa ini. Harus ditambahkan bahwa dalam banyak kasus hanya satu dari pasangan enansiomer ini bermanfaat bagi manusia. Dengan demikian, apakah kita dapat mencapai sintesis asimetrik, seni sintesis selektif satu dari pasangan enansiomer, adalah isu yang sangat penting.
Dalam contoh-contoh sintesis asimetrik yang berhasil, senyawa dengan atom karbon asimetrik, seperti terpen, asam amino dan gula, dipilih sebagai salah satu reaktan. Atom karbon asimetrik mungkin akan lebih menyukai pembentukan salah satu enansiomer. Pembentukan selektif salah satu isomer mungkin dipengaruhi oleh efek sterik. Dalam kasus tertentu, laju reaksi mungkin berbeda antara kedua stereoisomer. Dalam kasus lain, kesetimbangan antara dua produk isomer akan bergeser ke salah satu sisi kesetimbangan. Sintesis selektif isomer yang penting akan sangat penting dan topik yang paling banyak dilakukan di kimia organik abad 21.

Bab VII Lahirnya Konsep Sintesis

Konsep sintesis modern lahir setelah teori atom lahir dan struktur molekul dielusidasi berdasarkan teori atom. Situasi semacam ini akhirnya dicapai di pertengahan abad 19. Teori valensi Kekulé dan Couper diusulkan sekitar tahun 1858. Tidak semua kimiawan pada waktu itu siap menggunakan teori valensi Kekulé , yang dicirikan dengan penggunaan ikatan antar atom. Konsep valensi masih kabur, dan beberapa kimiawan menganggap valensi tidak lebih dari proporsi berbagai jenis atom dalam molekul.
Kimiawan Rusia Aleksandr Mikhailovich Butlerov (1828-1886) dengan semangat mendukung teori Kekulé-Couper dan mendeklarasikan bahwa satu dan hanya satu rumus kimia yang berkaitan dengan satu senyawa dan atom-atom dalam molekul diikat satu sama lain sesuai dengan teori ikatan valensi, serta menolak asumsi umum bahwa atom tersusun secara acak dalam molekul. Menurutnya, valensi bukan hanya ukuran proporsi atom dalam molekul, valensi juga mendefinisikan pola ikatan antar atom dalam molekul. Ialah yang pertama menggunakan istilah struktur kimia di tahun 1861.
Menurut teorinya, akan ada isomer bila terdapat dua atau lebih cara atom-atom berikatan untuk satu rumus rasional. Di sekitar waktu itu, kimiawab Jerman, Adolph Wilhelm Hermann Kolbe (1818-1884) berhasl mensintesis isopropil alkohol (CH3)2CHOH dan Butlerov sendiri berhasil mensitesis t-butil alkohol (CH3)3COH. Keberhasilan ini membuktikan adanya alkohol primer dan tersier dan kemudian mengukuhkan konsep struktur kimia.
Jadi, filosofi dasar kimia sintesis dikukuhkan di pertengahan abad 19. Secara praktis sintesis bukan berarti mudah. Di tahun 1856, seorang anak muda Inggris William Henry Perkin (1838-1907), yang juga asisten August Wilhelm von Hofmann (1818-1892) , yang waktu itu di London karena diminta membuat sistem untuk pendidikan kimia, berusaha mensintesis kuinin. Kuinin diketahui sebagai obat khusus untuk malaria. Alih-alih mendapatkan kuinin, Perkin mendapatkan pewarna yang cantik, yang disebut Mauve atau Mauvein, yang kemudian menjadi pewarna sintetis pertama yang digunakan untuk keperluan praktis. Sukes tak terencana ini menumbuhkan industri kimia dengan cepat. Namun, kesukaran sintesis organik tetap tak terpecahkan. Baru 88 tahun kemudian di tahun 1944 kimiawan Amerika Robert Burns Woodward (1917-1979) dapat mensintesis kuinin dengan pendekatan sistematis.

Bab VII Potensial Sel


Potensial sel adalah Gaya yang dibutuhkan untuk mendorong elektron melalui sirkuit eksternal
Notasi potensial sel = Ecell;
satuan Volt = Joule/Coulomb
  • Potensial sel dihasilkan dari sel Galvani
  • Potensial sel tergantung pada suhu, konsentrasi ion dan tekanan parsial gas dalam sel; Potensial sel standar E0 sel : potensial pada 250C, konsentrasi ion 1 M dan tekanan parsial 1 atm
  • Potensial sel standar dihitung dengan menggunakan potensial-potensial standar zat-zat yang mengalami redoks
E0sel = E0oks + E0red ;
  • E0oks = potensial standar zat yang mengalami oksidasi
  • E0red = potensial standar zat yang mengalami reduksi
  • Dalam tabel potensial standar selalu dicantumkan potensial reduksi standar, sehingga E0oks = – E0red
  • Potensial reduksi standar ditentukan dengan elektroda standar
 Reaksi sel
  • Reaksi sel = jumlah reaksi ½ sel
  • Reaksi redoks sel galvani sistem
Zn/Zn+2//Cu+2/Cu:
Cu2+ (aq) + Zn (s)  → Cu (s) + Zn2+ (aq)
Reaksi ½ sel dapat ditulis:
Cu2+ (aq) + 2e- → Cu (s) Q = 1/ [Cu2+]
Zn2+ (aq) + 2e Zn (s) Q = 1/ [Zn2+]
Secara umum => Qcell = [Zn2+] / [Cu2+]
e.   Penentuan potensial reduksi dengan elektroda standar
Potensial Zn/Cu   : Zn/Zn+2//Cu+2/Cu:
E0sel = E0oks (Zn) + E0red (H+); +  0.76
= – E0red (Zn) + 0
E0red (Zn) = -0.76 V (tanda negatif menunjukkan bahwa Zn lebih sulit direduksi dibandingkan dengan H2)
Reaksi yang terjadi adalah :
  • Cu2+ (aq) + 2 e→Cu (s) E01 = + 0. 34 V
  • Zn2+ (aq) + 2 e- → Zn (s) E02 =  – 0. 76 V
  • E02 < E01, maka didalam sistem, Cu+2 akan mengalami reduksi dan Zn akan teroksidasi :
  • Cu2+ (aq) + 2 e- → Cu (s) E01 = + 0. 34 V
  • Zn (s) → Zn2+ (aq) + 2 e- E02 = + 0. 76 V
  • Cu2+ (aq) + Zn (s) → Cu (s) + Zn2+ (aq) E0sel = + 1.10 V

Bab VII Sel Gavani


a. Struktur sel

Bila Anda celupkan dua logam dengan kecenderungan ionisasi yang berbeda dalam larutan elektrolit (larutan elektrolit), dan menghubungkan kedua elektroda dengan kawat, sebuah sel akan tersusun. Pertama, logam dengan kecenderungan lebih besar terionisasi akan teroksidasi, menghasilkan kation, dan terlarut dalam larutan elektrolit. Kemudian elektron yang dihasilkan akan bermigrasi ke logam dengan kecenderungan ionisasi lebih rendah melalui kawat. Pada logam dengan kecenderungan ionisasi lebih rendah, kation akan direduksi dengan menerima elektron yang mengalir ke elektroda. Elektroda tujuan arus disebut dengan elektroda negatif dan asal arus disebut elektroda positif.

b. Sel Daniell

Sel Daniell  ditemukan oleh kimiawan Inggris John Frederic Daniell (1790-1845).
Dalam sel Daniell, dua elektroda logam dicelupkan dalam larutan logam sulfatnya. Elektroda negatif terdiri atas zink dan larutan zink sulfat dalam air, dan elektroda positifnya terdiri atas tembaga dan larutan tembaga sulfat dalam air. Kedua elektroda ini biasanya ditandai sebagai Zn/ZnSO4(aq) dan Cu/CuSO4(aq). Kadang simbol lebih sederhana,yakni Zn/Zn2+, juga digunakan. Pelat berpori atau material yang mirip digunakan untuk memisahkan kedua larutan dan pada saat yang sama memungkinkan kation bermigrasi dari elektroda negatif ke elektroda positif.
Pada elektroda zink, reaksi berikut berlangsung.
Zn –> Zn2+(aq) + 2e-
Di sini zink dioksidasi, dan dengan demikian elektroda zink adalah elektroda negatif. Pada elektroda tembaga, reaksi berikut berlangsung.
2e- + Cu2+(aq) –> Cu
Di sini tembaga direduksi dan dengan demikian tembaga adalah elektroda positif.. Reaksi total adalah sebagai berikut.
Zn + Cu2+(aq) –> Zn2+(aq) + Cu
atau
Zn + CuSO–> ZnSO+ Cu

Senin, 08 Oktober 2012

Catatan Presentasi Teman 19 Evaluasi Hasil Penelitian Merkuri Dalam Industri Tekstile


  1. Salah satu pencemaran lingkungan karena logam berat seperti merkuri dapat dihasilkan oleh industri tekstile.
  2. Merkuri mudah menguap sehingga kontaminasi merkuri pada seseorang bisa terjadi secara langsung maupun tidak langsung.
  3. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa merkuri masih berada dibawah ambang batas yang diperbolehkan.

Catatan Presentasi Teman 18 Pengaruh pH Terhadap Pemisahan Eugenol dari Crude Oil


  1. Eugenol adalah turunan guaiakol yang mendapat tambahan rantai alkil.
  2. Eugenol dipisahkan dengan mereaksikan crude oil dengan NaOH.
  3. Terjadi perubahan pH pada crude oil.

Catatan Presentasi Teman 17 Perkembangan Sumber Daya Mineral di Indonesia


  1. Pemrakarsa pertambangan di Indonesia adalah orang Jepang dan Belanda.
  2. Pertambangan di Indonesia semakin tahun semakin meningkat.
  3. Tambang terbesar di Indonesia adalah timah, tembaga, bauksit, dan nikel.

Catatan Presentasi Teman 16 Reaksi Maillard Pada Proses Pembuatan Susu Bubuk

  1. Reaksi maillard adalah reaksi pencoklatan non enzimatik yang terjadi antara gula dan protein susu.
  2. Akibat negatif dari reaksi maillard adalah dapat merusak protein.
  3. Reaksi ini dalam makanan menghasilkan flavour dan aroma yang dapat menyebabkan pembentukan anti nutrisi.

Catatan Presentasi Teman 15 Analisis Fisiko - Kimia Limbah di UPTD Balai Laboratorium


  1. Laju pertumbuahn penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya membawa dampak negatif terhadap lingkungannya.
  2. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sifat fisika - kimia air limbah yang dianalisa.
  3. Berdasarkan hasil analisa, terdapat beberapa air limbah yang tidak memenuhi standard baku mutu, sebaiknya diolah terlebih dahulu sebelum dibuang agar tidak mencemari lingkungan.

Sabtu, 06 Oktober 2012

Catatan Presentasi Teman 14 Keselamatan Kerja Di Dalam Laboratorium

1. Keselamatan kerja penting bagi setiap pekerja dimanapun berada.
2. Disamping membutuhkan karyawan yang terampil, juga membutuhkan peralatan keselamatan kerja yang memadai.
3. Contoh peralatan keselamatan kerja adalah jas lab, sepatu lab, masker, ssarung tangan, kaca mata, dll

Catatan Presentasi Teman 13 Sumber Energi & Isu Lingkungan Pada Abad Ke 21

1. Energi merupakan kebutuhan manusia yang tidak pernah mengenal selesai.
2. Kebutuhan energi manusia tergantung pada sumber energi yang tersedia pada alam.
3. Matahari adalah sumber energi utama permukaan planet.
4. Matahari digunakan untuk pemanfaatan sel surya, dll
5. Hal tersebut memunculkan ide tentang SPS (Super Power Satelit) / Satelit Pembangkit Matahari.

Catatan Presentasi Teman 12 Tandan Kosong Kelapa Sawit

1. Pabrik kelapaa sawit menghasilkan limbah padat berupa cangkang.
2. Penelitian ini dilakukan untuk mengamati perubahan lignin terhadap proses kualitas.
3. Terjadi peningkatan kadar lignin pada pengomposan TKS, kenaikan kadar disebabkan interval massa pengomposan.

Kamis, 04 Oktober 2012

Bab V Konsep Oksidasi Reduksi

a.      Penemuan Oksigen
Lavoiseur dengan benar memahami peran oksigen dan mengusulkan teori pembakaran baru yakni oksidasi atau kombinasi zat terbakar dengan oksigen. Ia mendukung teroinya dengan percobaan yang akurat dan kuantitatif yang jauh lebih baik dari standar waktu itu.  Ia melakukan reaksinya dalam wadah tertutup. Peran oksigen dalam pembakaran dikenali Lavoiseur; oksidasi-reduksi didefinisikan sebagai berikut : Oksidasi-reduksi dan oksigen Oksidasi: menerima oksigen Reduksi: mendonorkan oksigen.
b.      Peran Hidrogen
Oksidasi : Mendonorkan Hidrogen
Reduksi : Menerima Hidrogen
c.      Peran Elektron
Oksidasi : Mendonorkan electron
Reduksi : Menerima electron
d.      Oksidan dan Reduktan
Dalam oksidasi reduksi, senyawa yang menerima elektron dari lawannya disebut oksidan (bahan pengoksidasi sebab lawannya akan teroksidasi. Lawan oksidan, yang mendonorkan elektron pada oksidan, disebut dengan reduktan (bahan pereduksi) karena lawannya (oksidan tadi tereduksi.
e.      Bilangan Oksidasi
1.      bilangan oksidasi unsur (termasuk alotrop) selalu 0.
2.      bilangan oksidasi oksigen adalah -2 kecuali dalam peroksida, -1.
3.      bilangan oksidasi hidrogen adalah +1 kecuali dalam hidrida logam -1.
4.      bilangan oksidasi logam alkali +1 dan logam alkali tanah +2.
5.      Untuk ion dan molekul poliatomik, bilangan oksidasi setiap atom didefinisikan sehingga jumlahnya sama dengan muatannya.

Bab V Netralisasi


a.      Netralisasi
Neutralisasi didefinisikan sebagai reaksi antara proton (ion hidronium) dan ion hidroksida membentuk air.
b.      Garam
Zat yang terbentuk dalam netralisasi disebut dengan garam, asalkan reaksi netralisasinya berlangsung di dalam air.
c.      Kurva Titrasi
Perhitungan [H+] dalam titrasi asam kuat dengan basa kuat atau sebaliknya basa kuat dengan asam kuat tidak sukar sama sekali. Perhitungan ini dapat dilakukan dengan membagi jumlah mol asam (atau basa) yang tinggal dengan volume larutannya. Perhitungannya akan lebih rumit bila kombinasi asam lemah dan basa kuat, atau yang melibatkan asam kuat dan basa lemah. [H+] akan bergantung tidak hanya pada asam atau basa yang tinggal, tetapi juga hidrolisis garam yang terbentuk.
d.      Kerja Buffer
Kerja bufer didefinisikan sebagai kerja yang membuat pH larutan hampir tidak berubah dengan penambahan asam atau basa. Larutan yang memiliki kerja bufer disebut larutan bufer.
e.      Indikator
Indikator adalah senyawa kimia yang dapat menunjukkan perubahan warna pada saat titrasi.